Jakarta - Pemerhati politik Denny Siregar menilai Partai Gerindra omong doang dalam hal mendukung kebijakan pemerintah memberantas kelompok intoleran termasuk FPI atau Front Pembela Islam. Di satu sisi, kata Denny, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Rahayu Saraswati, keponakan Prabowo, mendadak menyatakan dukungan kepada Presiden Jokowi yang dengan tegas menindak kelompok intoleran pemecah belah. Tapi di sisi lain, Partai Gerindra membiarkan anggotanya, Fadli Zon, yang bersikap layaknya juru bicara FPI.
"Gerindra mendukung Jokowi yang dengan tegas menindak kelompok intoleran pemecah belah. Saya ketawa dong, sekeras-kerasnya. Apalagi setiap melihat twit Fadli Zon, yang seperti jadi Jubir FPI selama ini. Ini Mbak Saras baru bangun tidur kali ya?" kata Denny di laman Facebooknya, Sabtu, 2 Januari 2020.
Padahal Gerindra dipimpin tentara, kata Denny. Prabowo Subianto Ketua Umum Partai Gerindra dulu adalah tentara. "Tapi nyatanya mengurus internal saja tidak bisa. Kalau Gerindra komit dengan Jokowi, pecat dong Fadli Zon yang dengan jelas-jelas berpihak pada FPI. Berani, Gerindra? Berani, Pak Prabowo? Haha, enggak akan berani. Pasti ngeles-nya, 'Di dalam partai kami biasa berbeda pendapat'. Berbeda pendapat atau main dua kaki, Gerindra? Takut kehilangan suara dari kelompok intoleran itu karena kemarin mereka sudah mencaci-maki Prabowo karena mau jadi menteri?"
Kalau Gerindra komit dengan Jokowi, pecat dong Fadli Zon yang dengan jelas-jelas berpihak pada FPI.

Denny Siregar heran, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto memecat Fadli Zon saja tidak berani, "Kok bisa-bisanya membuat pernyataan mendukung pemerintah berantas pemecah belah. Pemecah belahnya ada di dalam partainya sendiri."
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Rahayu Saraswati Djojohadikusumo menegaskan dukungan partainya pada kebijakan pemerintahan Presiden Joko Widodo untuk menjaga persatuan Indonesia.
"Partai Gerindra mendukung kebijakan yang diambil Presiden Jokowi untuk menjaga persatuan Indonesia dengan bersikap tegas pada kelompok intoleran yang membahayakan masa depan NKRI, karena hal ini bukan soal siapa yang berkuasa tapi keutuhan bangsa ini. Justru untuk bangkit dari permasalahan 2020, kita tidak membutuhkan pihak-pihak yang memecah-belah, tapi saatnya kita menjaga persatuan bangsa," kata Rahayu Saraswati Djojohdikusumo dalam keterangan tertulis diterima Tagar, Jumat, 1 Januari 2021.
Ibu dua anak yang juga dikenal sebagai aktivis perempuan ini menambahkan, "Partai Gerindra menegaskan bahwa kita tetap berpegang teguh pada empat nilai kebangsaan kita: Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika yang harus tetap kita jaga selama hayat masih dikandung badan." []