Sore itu barisan mobil bergerak menuju satu rumah orang yang mereka hormati. Nama orang itu Dr Saud Anwar. Dia adalah dokter paru-paru di RS Manchester Memorial, Amerika.
Ketika sampai di depan rumah sang dokter, klakson dibunyikan bersahutan. Warga meneriakkan kata semangat, "Dokter, kamu menginspirasi kami!" Dan, "My hero! Kamu pahlawan kami."
Dr Saud Anwar, keluar dari rumahnya untuk menghormati kejutan warga. Dia sangat terharu dan keluarganya bangga.
Dr Saud Anwar dikenal sebagai seorang dokter yang berjuang di garis depan melawan corona. Dia menemukan alat bantu pernapasan yang bisa membantu bernapas 7 orang sekaligus.
Negeri ini harus banyak belajar tentang kemanusiaan, karena nilai-nilai itu sekarang terganti oleh sifat egois dan mencari selamat sendiri.
Dokter Saud Anwar. (Foto: NBC Connecticut)
Adegan ini mengharukan, terutama saat kita melihat bagaimana negeri lain bisa sangat menghargai seorang dokter yang berjuang untuk keselamatan mereka.
Sedangkan di Indonesia, di negeri kita tercinta, seorang paramedis yang menyumbangkan nyawanya bahkan kematiannya saja ditolak warga. Belum lagi ada paramedis yang diusir dari kos-kosan karena warga takut tertular.
Negeri ini harus banyak belajar tentang kemanusiaan, karena nilai-nilai itu sekarang terganti oleh sifat egois dan mencari selamat sendiri.
Dan dengan wabah ini muncullah sifat asli masing-masing orang, mana yang berguna dan mana yang sebenarnya pecundang.
Tabik para paramedis yang berjuang di garis depan. Salam hormat saya untuk kalian, para pahlawan.
*Penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi
Baca juga: