Jakarta - Kreator konten Cokro TV Denny Siregar mengatakan peristiwa Permadi Arya alias Abu Janda memberikan pelajaran besar baginya, bahwa keberanian saja dalam sebuah perjuangan tidak cukup, yang paling penting adalah kesatuan. Permadi Arya seorang nasionalis ketika kepleset di Twitter dengan narasi "Islam arogan" banyak teman sesama nasionalis cuci tangan, menjauhinya, tidak membantunya.
"Permadi Arya benar-benar memberi pelajaran besar untuk kami. Bahwa kemenangan dalam perjuangan bukan hanya keberanian, tetapi yang paling penting adalah kesatuan," ujar Denny di laman Facebook, Rabu, 3 Februari 2021.
Orangtua kita dulu mengajarkan ilmu 'sapu lidi', kata Denny, yang jika disatukan bisa dipakai untuk menyapu halaman. Rontok satu, rontok semua. "Senjata kami hanya media sosial. Mungkin satu saat, kalau CokroTV punya dana lebih, kami ingin membuat lembaga bantuan hukum gratis, pendampingan untuk mereka yang pro NKRI dan terkena UU ITE."
Teman di sampingmu adalah alasanmu berjuang, kata Denny pula, "Jangan pernah tinggalkan dia sendirian. Ini bukan soal kalah atau menang. Ini soal nilai-nilai di dalam perjalanan. Cokro TV mungkin sekarang masih kecil, tapi percayalah, gerakan pencerdasan ini kelak akan membesar."

Sebelumnya, aktivis anti-radikalisme Permadi Arya dilaporkan ke polisi karena unggahan di Twitter yang mengandung kata 'Islam arogan'. Permadi Arya telah menjelaskan bahwa teksnya tersebut dalam konteks meng-counter provokasi Tenkgu Zulkarnain yang menyebut minoritas arogan terhadap mayoritas di Indonesia.
Ini bukan soal kalah atau menang. Ini soal nilai-nilai di dalam perjalanan.
Pelapor Permadi Arya ke Bareskrim Polri adalah ormas Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI). Bukan hanya soal 'Islam arogan', sebelumnya KNPI juga melaporkan Permadi Arya ke Bareskrim Polri untuk unggahan Twitter menyebut kata 'evolusi' ditujukan kepada Natalius Pigai. Kata 'Islam arogan' diarahkan pada pasal penghinaan agama, kata 'evolusi' diarahkan pada pasal pidana ujaran mengandung SARA (suku, agama, ras, antar-golongan).
Denny Siregar mengatakan di Indonesia ini setidaknya ada tiga golongan, yaitu separatis, radikalis, dan nasionalis yang berdiri di tengah, di antara kepungan separatis dan radikalis. Kaum nasionalis setidaknya terdiri dari dua karakter, yaitu moderat dan militan. Permadi Arya termasuk nasionalis militan. Tidak semua kaum nasionalis setuju dengan gaya komunikasi Permadi Arya. Tidak sedikit yang malah menjauhi Permadi Arya, menggunakan kesempatan panjat sosial dengan turut menghakimi Permadi Arya. []