Desa Labbo di Bantaeng, Ada Kopi dan Cerita Sejarah

Labbo merupakan desa tertua di Kabupaten Bantaeng. Desa ini menyimpan banyak cerita sejarah dan kearifan lokal.
Lahan pertanian kopi warga Desa Labbo di Kabupaten Bantaeng dan Kades Sirajuddin (inzert) saat ditemui di ruangannya, Minggu 4 Agustus 2019. (Foto: Tagar/Fitriani Aulia Rizka)

Bantaeng - Labbo merupakan salah satu desa tertua di Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Bantaeng. Desa ini menyimpan banyak cerita sejarah dan kaya kearifan lokal, yang masih terjaga hingga saat ini.

Secara geografis, Desa Labbo berada di ketinggian 800 sampai 1.700 meter dari permukaan laut (mdpl), dengan suhu rata-rata 27 derajat celsius.

Ada banyak kekayaan alam tersimpan di desa seluas 12,81 kilometer ini. Tanaman palawija di antaranya, cengkeh dan kopi, menjadi sumber ekonomi bagi 90 persen warganya.

"Di sini banyak kopi, cengkeh, buah-buahan ada pisang, langsat dan durian," kata kepala desa setempat, Sirajuddin, kepada Tagar, Minggu 4 Agustus 2019.

Di tahun ke enam dirinya menjabat sebagai kepala desa, Sirajuddin mengakui desa yang dia pimpin pantas mendapat perhatian serius dari pemerintah. Tak lain karena potensi desa ini, sayang apabila dibiarkan begitu saja.

Harus dia akui, hingga tahun 2019, Desa Labbo sudah tergolong maju dibanding beberapa desa sekitarnya. Infrastruktur dan sarana lainnya perlahan dibangun, mulai dari gedung olahraga, taman baca, rumah dataku dan akses menghubungkan antarkampung mulai dibuka.

"Sekarang pembukaan akses jalan kampung, itu sementara di aspal. Jadi nantinya warga sampai pelosok pedesaan juga menikmati jalan yang layak," jelasnya.

Pengembangan Kopi 

Beberapa tahun lalu tanaman kopi belum menjadi prioritas warga setempat. Warga lebih melirik tanaman cengkeh, konon dengan iming-iming harga jual tinggi di pasaran.

Kopi LabboKopi produk warga Desa Labbo. (Foto: Istimewa)

Namun itu tidak bertahan lama. Popularitas kopi meningkat drastis dalam beberapa tahun terakhir. Kopi menjadi sebuah komoditas seksi, bahkan menjadi objek eksplorasi bagi kalangan selebritas dan dunia usaha, mengangkat tema soal kopi. Tentu saja itu kemudian mempengaruhi nilai jual tanaman kopi.

Warga sudah mulai menata perlahan perkebunan kopinya

Ini juga mempengaruhi warga Desa Labbo, di mana daerah mereka memang memiliki kecocokan iklim dan tanah untuk penanaman kopi berkualitas. Mereka ramai-ramai menggarap pertanian kopi secara serius. Warga desa pun berlomba-lomba menjaga kualitas tanaman kopi mereka.

"Bukan lagi musiman, tapi kopi kualitas terbaik semakin diburu saat ini. Masyarakat juga semakin cerdas menjaga mutu kopinya. Contohnya mereka mulai selektif dalam mengelola, memisahkan antara kopi merah, hijau, tua, muda dan beberapa komoditas kopi untuk menciptakan rasa kopi berkualitas," jelas kepala desa yang dikenal dekat dengan kawula muda ini.

Beberapa jenis kopi yang bisa ditemukan di Desa Labbo, ada robusta, arabica, Kopi Labbo dan Kopi Ganting.

Ekowisata dan Situs Sejarah

Melihat potensi desanya, Sirajuddin pun berencana membuat ekowisata, yang akan membawa manfaat bagi desa dan warga setempat.

Ekowisata berbasis pertanian kopi. Dimungkinkan bagi warga Desa Labbo membentuk pasarnya sendiri. "Warga sudah mulai menata perlahan perkebunan kopinya. Pelan-pelan sehingga nanti ekowisata terbentuk. Orang-orang yang akan datang menikmati kopi di lokasi," katanya.

Tak cuma pertanian, desa ini juga menyimpan situs bersejarah, peninggalan kolonial Belanda. Situs ini bisa disulap menjadi objek wisata sejarah dan edukatif.

Di desa ini ada sebuah hutan, bernama Karamaka. Di hutan ini, kata Sirajuddin, terdapat satu lokasi yang sengaja diisolir. Di sana ditemukan tempat bersejarah yang dikeramatkan.

Ada peninggalan kolonial Belanda, dengan sebuah meriam di dalamnya, dan juga sumur di atas pohon yang disebut sebagai tempat minum orang-orang Belanda pada zaman dahulu.

"Di sana tidak sembarang orang bisa masuk. Ada yang jaga disebut juru kunci," katanya.

Di hutan itu pula, masih hidup flora dan fauna endemik. Misalnya tanaman anggrek hutan, monyet, dan Anoa.[] 

Baca juga:

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.