Desa Terindah Dunia Ada di Sumatera Barat

Salah satu ojek wisata yang dikenal dengan nilai sejarahnya adalah Nagari Tuo Pariangan.
Masjid Ishlah, masjid tua Minangkabau yang berada di Nagari Tuo Pariangan Sabtu, 3 Agustus 2019 (Foto: Tagar/Etri Saputra)

TAGAR.id, Tanah Datar - Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat dikenal dengan beragam wisata sejarah dan budaya. Salah satu ojek wisata yang dikenal dengan nilai sejarahnya adalah Nagari Tuo Pariangan.

Daerah itu berjarak sekitar 13 kilometer dari Kota Batusangkar dan telah mendapat predikat menjadi desa terindah dunia versi Budget Travel majalah pariwisata dari New York Amerika Serikat pada tahun 2012 lalu.

"Kalau bicara indah banyak daerah di Indonesia yang memiliki keindahan yang menawan. Tetapi Nagari Tuo Pariangan indah karena tradisi, budaya dan bangunannya masih lestari sampai saat ini," kata Wali Nagari Pariangan, April Khatib Saidi kepada Tagar di Batusangkar, Sabtu 3 Agustus 2019.

April mengatakan, Nagari Tuo Paringan banyak dikunjungi wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Di sana wisatawan bisa mengunjungi beberapa tempat meliputi wisata sejarah, wisata alam, wisata religi, dan wisata budaya.

Salah satu wisata sejarah yang cukup terkenal dan wajib dikunjungi adalah rumah kelahiran Syeikh Burhanuddin. Dia adalah orang yang berjasa dalam pengembangan Islam ke Minangkabau.

Rumah yang bercorak seperti rumah adat Minangkabau itu masih terpelihara dengan baik. Di dalamnya masih tersimpan beberapa peninggalan seperti baju, tongkat dan peninggalan lainnya.

Saat ini rumah itu berada di bawah pemeliharaan Dinas Purbakala Provinsi Sumatera Barat.

Objek wisata lainnya yang harus dikunjungi adalah kuburan panjang Datuak Tantejo Gurhano. Kuburan atau makam itu memiliki panjang lebih kurang 25 meter yang terletak di Jorong Pariangan tidak beberapa jauh dari gerbang masuk ke lokasi tersebut.

Makam itu banyak dikunjungi wisatawan, baik lokal maupun mancanegara untuk berbagai kepentingan. Pada masanya Syeikh Burhanuddin adalah seorang arsitektur rumah gadang.

Selain objek wisata sejarah, wisatawan juga bisa melihat wisata religi. Pengunjung bisa mendatangi Masjid Ishlah yang dikenal dengan Masjid Tua Minangkabau. Di halaman masjid tersebut juga ada pemandian air panas alami yang diduga air dari gunung merapi.

Masyarakat bisa mendatangi Nagari Pariangan dan melihat secara langsung keelokan dan pemandangan desanya

Air itu masih digunakan oleh masyarakat setempat untuk keperluan sehari-hari. Bahkan banyak juga orang meyakini air panas tersebut bisa menghilangkan penyakit terutama penyakit kulit.

Di sekitar Masjid Ishlah juga ada surau-suaru yang digunakan sebagai tempat mengaji. Setiap surau terbagi kepada tiga aliran yakni aliran Syatariah, aliran Naqsabandiyah, dan aliran Samaniah.

"Karena aliran yang cukup banyak itu menimbulkan konflik ataupun pertikaian sesama masyarakat di waktu itu. Kemudian dibuatlah masjid sebagai tempat untuk pemersatu yang diberi dengan nama Masjid Ishlah, yang artinya bersatu kembali," kata April.

Selain peninggalan sejarah, wisatawan juga bisa menikmati atraksi tradisional anak Nagari Pariangan, namanya pacu jawi atau balapan sapi yang dilakukan di dalam sawah berlumpur. Biasanya pacu jawi dilakukan setiap hari Sabtu dan dilakukan sekali seminggu atau lebih.

Dahulunya pacu jawi murni sebagai sarana hiburan rakyat dan tidak mengenal istilah juara, sedangkan yang menilai adalah penonton.

Namun saat ini pacu jawi seperti berubah arah, ada pengelola, ada juara, ada syarat dan ketentuan yang ditentukan oleh panitia. Ada juga yang menyebut pacu jawi adalah salah satu olahraga.

"Tidak jarang pula orang bule ikut menunggangi sapi di tengah sawah berlumpur itu," katanya.

Selain wisata sejarah, wisatawan juga bisa menikmati wisata alam. Pariangan yang dikenal dengan asal usul orang Minang memang memiliki keindahan dengan pemandangan alam yang mempesona.

Pemandangan ini dapat dilihat dari berbagai penjuru di daerah itu. Karena letaknya berada di ketinggian sekitar 500-700 mdpl, di sana pengunjung melihat susunan sawah yang berjenjang di tepi Gunung Marapi. Di udara yang sejuk itu pengunjung juga bisa menikmati minuman tradisional kawa daun.

Minuman kawa daun itu minuman yang dibuat menggunakan daun kopi yang sudah disangrai dan dikukus. Menariknya penyajian kawa daun bukan dengan menggunakan gelas atau cangkir bak meminum cappucino di kafe, melainkan dengan batok kelapa yang sudah dibersihkan serbuknya. Untuk kedudukannya, batok kelapa itu diletakkan di atas potongan bambu agar tidak goyang.

Dikatakan April, sebenarnya lebih dari 20 objek wisata yang tersebar di kawasan Nagari Tuo Pariangan. Di antaranya Sawah Gadang Satampang Baniah, Batu Tigo Luak, Batu Basurek, Balai Saruang, Lurah nan Indak Baraia, Bukik Nan Indak Barangin, Komplek Rumah Gadang, Kursi Batu, dan banyak lainnya.

"Namun untuk lebih mengetahui masyarakat bisa mendatangi Nagari Pariangan dan melihat secara langsung keelokan dan pemandangan desanya dan peninggalan sejarahnya," ujar April.[]

Baca juga:

Berita terkait
Tips Agar Wisata Kuliner Jadi Lebih Mengesankan dan Menyenangkan
Banyak orang yang bahkan pergi berlibur bukan hanya ingin wisata, justru berburu kuliner lezat khas daerah setempat.
Bestie, Cek Nih 5 Destinasi Wisata Dieng yang Paling Hits
Dieng Plateau yang terletak pada provinsi Jawa Tengah ini, menjadi salah destinasi wisata yang bisa Anda kunjungi saat berlibur.
Presiden Jokowi Minta Kepala Daerah Ajak Warganya Wisata di Dalam Negeri
Presiden Jokowi minta jajaran pemerintah di daerah untuk menggalakkan pariwisata dalam negeri karena Indonesia kaya akan potensi wisata
0
5 Pesona Pulau Moyo NTB, Pernah Dikunjungi Lady Diana
Pulau Moyo yang berada di NTB memiliki banyak wisata menarik, Lady Diana pernah mengunjungi wisata disana, yaitu Air Terjun Mata Jitu.