leman - Badan SAR Nasional ( Basarnas) Yogyakarta masih melakukan pencarian wisatawan yang dilaporkan terseret ombak di Pantai Gua Cemara, Sanden, Bantul pada Kamis, 6 Agustus 2020 pagi. Hingga pagi ini lima korban hilang dalam tragedi tersebut belum ditemukan. Ada kisah di balik tragedi itu.
Camat Tempel Wawan Widiyantoro mengatakan, berdasarkan informasi yang diperoleh, sebelum berwisata ke Pantai Gua Cemara, ketujuh korban pergi ke Bantul untuk memenuhi undangan acara keluarga dari Magelang, Jawa Tengah. Dalam acara tersebut sedikitnya membawa 17 orang anggota termasuk korban yang terseret ombak.
Jadi, totalnya ada 17 orang dalam keluarga besar tersebut. Rombongan 17 orang keluarga besar dari Tempel dan Magelng ini berangkat ke Bantul pada Kamis, 6 Agustus sekitar pukul 05.00 WIB. "Intinya acara keluarga besar di Bantul," katanya.
Menurut dia, sebanyak 17 anggota keluarga itu semuanya juga berwisata di Pantai Gua Cemara, Bantul. Hanya saja, tidak semua bermain bola di bibir pantai. Keluarga yang ada Magelang tidak ikut bermain di pinggit pantai meski juga berada di kawasan wisata tersebut.
Nah, sekira pukul 09.30 WIB, tregedi gelombang tinggi mulai terjadi saat tujuh anggpta keluarga dari Tempel bermain bola di tepi pantai. Tiba-tiba datang ombak besar lalu menghantam bibir pantai sampai menyeret lima orang. Dua orang lainnya berusaha menolong namun justru ikut terseret.
Namun, keduanya sudah dikebumikan di Magelang.
Setelah itu upaya pencarian dilakukan terhadap tujuh korban. Dua di antarnya ditemukan sedangkan lima lainnya masih dalam pencarian. Dua warga yang ditemukan yaitu Ulli Nur Rochmi usia 28 tahun, warga Cemoro dan Ahmad Nur Fauzi usia 30 tahun, warga Ngentak, Tempel. "Namun, keduanya sudah dikebumikan di Magelang," ucapnya.

Wawan menambahkan, keluarga Joko tercatat sebagai warga Dusun Karanggawang, Desa Mororejo, Tempel. Namun, ia tinggal di Dusun Glagahombo, Desa Pondokrejo, Tempel. "Tapi aktivitas kemasyarakatan beliau lebih banyak di Dusun Rebobong Lor, Mororejo," ujarnya.
Dia mengatakan, tujuh warganya yang menjadi korban insiden Gua Cemara Bantul yakni Joko Widodo, 30 tahun, Ulli Nur Rohmi, 28 tahun (istri Joko), tiga anak Joko Widodo masing-masing Moh Zafir Alfarizi, 8 tahun, M Rizky Romadhon, 7 tahun Ahmad Chairul Fatah, 4 tahun. Kelimanya Cemoro, Tempel.
Dua lainnya yakni Ahmad Nur Fauzi (kaka ipar Joko), 30 tahun dan anaknya Muhammad Zidane Abdori, 8 tahun. Keduanya warga Ngentak, Tempel, Sleman.
Sementara itu, Kepala Dusun Rebobong Lor, Desa Mororejo, Kecamatan Tempel, Suryadi mengatakan bahwa korban kecelakaan laut di Bantul merupakan satu keluarga besar. "Pak Joko berwisata ke Bantul bersama istri dan anaknya serta adik istrinya. Tapi saya tidak tahu keempat anak Pak Haji (sapaan Joko Widodo) ikut semua atau tidak," ucapnya.
Baca Juga:
- Tinggi Ombak Saat Laka Laut di Bantul Menurut BMKG
- BMKG Ingatkan Warga Aceh Hadapi Cuaca Ekstrem
- BMKG Imbau Warga Bantaeng Waspada Hujan Susulan
Suryadi mengatakan, Joko sempat mengunggah video berisi kegiatan liburan keluarga di Pantai Gua Cemara Bantul di WhatsApp story. Dalam video tersebut tampak perempuan berjilbab duduk di tepi pantai dengan sejumlah anak kecil. Kemudian, video yang lain terlihat Joko sedang mengendong anak berkaos kuning di pinggir pantai. Video itu diunggah sebelum insiden ombak tinggi datang menerjang.
Menurut dia, Joko Widodo dikenal sebagai sosok yang aktif terhadap kegiatan kemasyarakatan. "Dia juga sosok yang aktif berkontribusi untuk kegiatan keagamaan," ungkapnya. []