Jakarta - Ada sebuah fakta yang mengejukan tentang virus corona. Sebelum virus corona yang kemudian dikenal dengan sebutan Covid-19 terdeteksi pertama kali di kota Wuhan, Provinsi Hubei, China akhir tahun lalu yang dalam beberapa bulan menyebar ke seluruh dunia, ternyata di Italia sudah beredar virus pneumonia atau radang paru dengan karakteristik aneh dengan gejala mirip corona.
Penemuan "pneumonia aneh" di Italia utara itu bersamaan dengan yang terjadi di Wuhan menjelang akhir tahun, tepatnya pada November 2019. Beredarnya virus aneh itu terjadi beberapa minggu sebelum para dokter mendapatkan kabar tentang wabah virus corona di China, kata salah satu pakar medis terkemuka negara Eropa.
Virus beredar di wilayah Lombardy, sebelum kita menyadari wabah itu terjadi di China.
"Mereka (dokter umum) ingat pernah melihat pneumonia yang sangat aneh, sangat parah, terutama pada orangtua pada Desember, dan bahkan November," kata Giuseppe Remuzzi, Direktur Institute Mario Negeri untuk penelitian farmakologi di Milan, dalam sebuah wawancara dengan National Radio Republik Amerika Serikat.
"Ini berarti bahwa virus ini beredar, setidaknya di (wilayah utara) Lombardya, dan sebelum kita menyadari wabah itu terjadi di China," tutur Remuzzi seperti diberitakan dari South China Morning Post, Minggu, 22 Maret 2020.

Pendapat Remuzzi datang saat para ilmuwan terus mencari asal usul mewabahnya virus corona. Ahli penyakit pernafasan Tiongkok, Zhong Nashan mengatakan meskipun China yang pertama kali melaporkan patogen, belum pasti darimana asalnya.
Menyebar tanpa sepengetahuan orang
Menurut Remuzzi, ia mendengar dari dokter Italia tentang penyakit ini, yang berarti penyakit itu ada dan menyebar tanpa sepengetahuan orang. Negara itu melaporkan pertama kali kasus infeksi virus corona pada 21 Februari 2020. Namun penyebarannya begitu cepat dan kini ada 4.825 kasus kematian akibat Covid-19. Sebagai perbandingkan, Tiongkok memiliki lebih dari 81.000 kasus dengan 3.261 kematian.
Berdasarkan data terbaru yang dirilis pemerintah Italia, Minggu waktu setempat, jumlah korban meninggal meningkat 651 menjadi 5.465 orang atau naik 13,5 persen. Namun dibandingkan hari Sabtu yang mencapai 793 orang meninggal, terjadi penurunan.
Seperti dikutip dari Reuters, Badan Perlindungan Sipil Italia menyebutkan, total kasus terinfeksi naik menjadi 59.138 dari sebelumnya 53.578 orang atau meningkat 10,4 persen. Sekitar 7.024 orang telah pulih dibandingkan hari sebelumnya 6.072 orang. Sedangkan jumlah yang dalam perawatan intensif mencapai 7.024 orang dibandingkan 2.857 hari sebelumnya. Wilayah utara Lombardy masih menjadi daerah yang paling parah dengan 3.456 kematian, 27.026 kasus.[]
Baca Juga:
- Kematian Akibat Covid-19 di Italia Melampaui China
- Pabrik Yamaha di Italia dan Prancis Tutup Sementara