Diiringi Ratusan Umat Buddha, Para Biksu Semayamkan Api Waisak di Mendut

Diiringi ratusan umat Buddha, para biksu semayamkan api Waisak di Mendut. “Api adalah lambang penerangan batin umat Buddha dalam menjalani kehidupan sehari-hari,” kata Hartati Murdaya.
Sejumlah perwakilan umat Budha mengambil Api Dhamma menggunakan obor dari sumber Api Abadi Mrapen, di desa Manggarmas, Godong, Grobogan, Jawa Tengah, Minggu (27/5/2017). Prosesi pengambilan api Dhamma atau api abadi yang kemudian disemayamkan di Candi Mendut dan akan dibawa menuju altar utama di Candi Borobudur pada puncak prosesi tersebut merupakan rangkaian dari ritual jelang hari raya Waisak 2562 BE/2018. (Foto: Ant/Yusuf Nugroho)

Magelang, (Tagar 27/5/2018) – Diambil dari sumber api alam Mrapen, Grobogan, di Candi Mendut Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (27/5) sore, para biksu sangga Perwakilan umat Budda Indonesia melakukan prosesi penyemayaman api dharma Waisak 2018.

Para biksu dalam prosesi secara khidmat itu, diiringi ratusan umat Buddha, termasuk Ketua Umum Walubi Siti Hartati Murdaya, Direktur Urusan Agama Buddha Kementerian Agama Supriyadi, dan Ketua Walubi Jateng David Hermanjaya.

Api dharma Waisak dari Mrapen, Kabupaten Grobogan tiba di pelataran Candi Mendut sekitar pukul 15.00 WIB.

David secara simbolis menyerahkan api tersebut kepada Hartati Murdaya dan kemudian diberikan kepada para biksu untuk disemayamkan di Candi Mendut.

Para biksu bersama umat Buddha kemudian berpradaksina atau berjalan kaki mengelilingi candi tersebut tiga putaran, dan selanjutnya meletakkan api dharma di dalam candi.

Mereka kemudian menuju ke tenda di pelataran Candi Mendut untuk menyalakan lilin pancawarna. Di depan altar besar dengan patung Sang Buddha dan hiasan aneka bunga dan buah-buahan di tenda, mereka secara bergantian membacakan parita atau doa-doa dalam ajaran Buddha.

Api dharma sebagai salah satu sarana pujabakti Waisak yang akan dilaksanakan umat Buddha di Candi Borobudur saat Hari Waisak yang jatuh pada Selasa (29/5).

Hartati Murdaya mengatakan, api menjadi lambang penerangan batin umat Buddha dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

"Dalam ajaran Buddha, dengan penerangan batin, kita diharapkan dapat melangkah ke depan melalui jalan yang benar, mengikis ego, keserakahan, dan kebodohan, karena hal-hal itu yang menjadi bagian dari kegelapan batin yang membelenggu manusia setiap waktu," kata Hartati Murdaya.

Rohaniwan Buddha Biksu Wongsin Labiko Mahathera mengemukakan tentang pentingnya umat mengikuti seluruh rangkaian pujabakti Waisak.

"Dengan pujabakti kita memperoleh kebijaksanaan, menjadi orang yang penuh cinta kasih, dan sempurna dengan kemakmuran dalam materi," ujar dia.

Hari Trisuci Waisak dilakukan umat Buddha untuk merayakan tiga peristiwa penting dalam ajaran Buddha, yakni kelahiran Sidharta Gautama, Sang Buddha mencapai penerangan sempurna, dan wafat Buddha Gautama.

Supriyadi mengapresiasi seluruh rangkaian perayaan Waisak di Candi Mendut dan Candi Borobudur yang dilakukan umat Buddha Indonesia.

"Hari ini pengambilan api dari Mrapen untuk disemayamkan di Candi Mendut," ujarnya.

Dia mengharapkan umat Buddha menjadikan api dharma Waisak sebagai penyulut spirit untuk terus memperkuat keyakinannya.

"Mudah-mudahan api dharma ini menjadi spirit untuk tetap berkeyakinan dengan Buddha Dharma. Dengan bersemayam dharma, umat Buddha Indonesia taat beragama dan taat sebagai warga negara, dan terus berkarya mengabdikan diri bagi bangsa dan negara," kata dia.

Rencananya para biksu dan umat Buddha melakukan pengambilan air berkah Waisak di Umbul Jumprit Kabupaten Temanggung untuk dibawa dan disemayamkan di Candi Mendut pada Senin (28/5). Air berkah itu juga salah satu sarana pujabakti Waisak.

Pada Hari Waisak, Selasa (29/5) umat akan berjalan kaki dari Candi Mendut ke Candi Borobudur sejauh sekitar tiga kilometer dengan membawa berbagai sarana pujabakti.

Saat detik-detik Waisak pada pukul 21.19.13 WIB, umat Buddha bersama para biksu bermeditasi selama beberapa saat di pelataran Candi Borobudur. (ant/yps)

Berita terkait
0
Demokrat: egah Polarisasi, Elit Politik Jangan Takut Berkompetisi
Demikian ditegaskan Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, dalam keterarannya pada Selasa, 28 Juni 2022.