Jakarta – Dirjen Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, pada Senin, 22 Februari 2021, mengatakan sebagian negara-negara terkaya di dunia menghambat upaya organisasinya dan mitra-mitranya untuk memberikan vaksin virus corona (Covid-19) kepada negara-negara termiskin di dunia.
Tedros ikut dalam konferensi pers gabungan secara virtual bersama Presiden Jerman, Frank-Walter Steinmeier, untuk membicarakan tentang inisiatif vaksinasi internasional COVAX yang difasilitasiWHO. Inisiatif itu bertujuan memperoleh dan mendistribusikan vaksin Covid-19 ke seluruh dunia.

Berbicara dari markas WHO di Jenewa, Swiss, Tedros mengatakan beberapa negara kaya menjalin kerjasama dengan para produsen vaksin. “Ini akan merugikan perjanjian antara COVAX dengan perusahaan yang sama,” kata Tedros, sehingga mengurangi jumlah dosis yang bisa dibeli oleh COVAX. Dia tidak menyebutkan nama-nama negaranya.
Dirjen WHO itu mengatakan semua pihak harus menjamin ada cukup vaksin untuk dibagikan ke negara-negara termiskin di dunia.
Vaksin AstraZeneca jadi vaksin pertama yang mendapat izin penggunaan darurat oleh WHO untuk program COVAX (Foto: dw.com/id)
“Ini bukan soal amal. Ini soal epidemiologi. Apabila kita tidak mengakhiri pandemi di semua tempat, kita tidak akan mengakhirinya di mana saja," kata Tedros.
Tedros mengatakan merupakan kepentingan bagi semua negara, termasuk negara-negara kaya, untuk menjamin agar para petugas kesehatan, warga lansia dan kelompok yang berisiko agar divaksinasi terlebih dulu (vm/jm)/voaindonesia.com. []