Jakarta - Walt Disney Company sepertinya berobsesi untuk mendongkrak bisnis layanan streaming untuk mempercepat pertumbuhan Disney + yang semakin populer di kalangan konsumen. Untuk itu, perusahaan telah merestrukturisasi bisnis media dan hiburannya, yang merupakan terbesar di dunia.
Mengelola pembuatan konten yang berbeda dari distribusi akan memungkinkan kami untuk menjadi lebih efektif dan gesit.
Di bawah reorganisasi, Disney akan memisahkan pengelolaan konten dan distribusinya agar lebih responsif terhadap permintaan konsumen. Seperti diberitakan dari Channel News Asia, Selasa, 13 Oktober 2020, langkah itu dilakukan beberapa hari setelah aktivis investor Daniel Loeb dari hedge fund Third Point mendesak Disney untuk membatalkan pembayaran dividen dan menggandakan investasi untuk layanan streaming. Saham Disney naik hampir 5 persen dalam perdagangan kemarin menjadi US $ 130,76.
Loeb berpendapat bahwa Disney perlu memotong dividennya untuk meningkatkan pengeluaran pada acara TV dan film baru di Disney +. Hal ini untuk mempercepat pertumbuhan pelanggan baru.

Dalam sebuah wawancara dengan CNBC, Kepala Eksekutif Disney, Bob Chapek mengatakan perusahaan berencana untuk meningkatkan investasi dalam konten. Namun, ia tidak menyebutkan apakah pihaknya siap untuk memotong dividen guna mendanai strategi tersebut.
"Mengelola pembuatan konten yang berbeda dari distribusi akan memungkinkan kami untuk menjadi lebih efektif dan gesit dalam membuat konten yang paling diinginkan konsumen, disampaikan dengan cara yang mereka sukai untuk mengkonsumsinya," kata Chapek, dalam sebuah pernyataan.
Disebutkan bahwa bisnis studio, hiburan umum, dan olahraga Disney akan berada di bawah satu divisi. Sementara distribusi dan komersialisasi akan berada di bawah unit global yang terpisah.
Disney mengatakan tim kreatifnya akan mengembangkan dan memproduksi program untuk streaming dan platform tradisional. Sedangkan grup distribusi akan memutuskan di mana pelanggan akan melihatnya.
Perusahaan konglomerasi taman hiburan dan media terbesar di dunia ini meluncurkan layanan streaming Disney + pada November 2019. Ini telah melampaui target dengan menarik lebih dari 100 juta pelanggan streaming di seluruh dunia ke Disney +, Hulu dan ESPN +.
Raihan Disney ini tentu saja sangat istimewa. Bandingkan dengan Netflix Inc yang merupakan pelopor layanan streaming. Netflix baru meraih 193 juta setelah membangun basis pelanggan itu selama 13 tahun sejak layanan streaming pertama kali diperkenalkan. []
- Baca Juga: Film Mulan Tayang di Indonesia Via Platform Disney+
- Pelanggan Telkomsel Kini Bisa Nikmati Disney+Hotstar