Diwali Day, Cara Umat Hindu Merayakan Kemenangan Cahaya

Umat atau pengikut agama Hindu di seluruh dunia menggelar perayaan festival cahaya atau biasa dikenal dengan sebutan Diwali Day atau Deepawali.
Umat Hindu merayakan ritual perayaan Galungan di Pura Jagat Tulung Urip, Tulungagung, Jawa Timur, Rabu, 24 Juli 2019. Bagi umat Hindu yang bisa mengendalikan diri, ritual Galungan dirayakan sebagai bentuk penghormatan turunnya arwah leluhur ke bumi serta bermakna spirtitual agar tidak terkena masalah apapun, baik keluarga, teman atau bahkan masalah hukum selama 210 hari atau sekitar tujuh bulan. (Foto: Antara/Destyan Sujarwoko)

Jakarta - Umat atau pengikut agama Hindu di seluruh dunia menggelar perayaan festival cahaya atau biasa dikenal dengan sebutan Diwali Day atau Deepawali, pada Sabtu, 27 Oktober 2019.

Perayaan Diwali memiliki sejumlah nama menurut bahasa di negara-negara tempat para pengikut agama menetap. Di India dan Indonesia, perayaan disebut dengan istilah bahasa Hindia dan Sanskerta Deepavali atau Diwali.

Melansir laman The Independent edisi Sabtu, 26 Oktober 2019, Diwali berasal dari kata dalam bahasa Sansekerta yang berarti 'deretan cahaya' atau 'rangkaian cahaya'.

Sekretaris Jenderal dan Direktur Hindu Council UK, Rajnish Kashyap, mengatakan bahwa festiva merupakan salah satu yang paling penting bagi pengantut agama Hindu.

Perayaan menandakan kemenangan kebaikan atas keburukan dalam kehidupan umat manusia.

"Ini menandakan kemenangan cahaya atas kegelapan dan kebaikan atas kejahatan dan melihat jutaan lampu menyala di rumah, kuil, toko, dan bangunan umum di seluruh dunia," kata Rajnish Kashyap, seperti dikutip The Independent.

Baca juga: Imlek 2019, Vihara Tertua di Jakarta Buka 24 Jam

Selain itu, Kashyap menyebut Diwali juga dirayakan sebagai pengingat sebuah kisah yang terdapat dalam epos Ramayana, yang bercerita mengenai kembalinya Rama bersama Shinta dan saudaranya Laksmana ke istana usai bebrapa tahun menjalani pengasingan.

"Untuk menerangi jalan di mana mereka kembali dan untuk membimbing mereka pulang, 'diyas' (lampu tanah liat) menyala di mana-mana dan dunia bermandikan cahaya keemasan," kata dia.

Sementara pelaksanaan Dewali Day biasanya jatuh pada bulan Oktober atau November dalam penanggalan kalender Gregorius.

Ini menandakan kemenangan cahaya atas kegelapan.

Deepavali jatuh pada tanggal 1 November pada tahun 2005, sementara pada tahun 2006 pada tanggal 21 Oktober. Tahun ini, Perayaan Dewali Day jatuh pada Sabtu, tanggal 27 Oktober 2019.

Pada hari Deepavali, umat biasanya akan mengenakan pakaian baru, berbagi permen dan menyalakan kembang api.

Pada bagian utara India, orang-orang biasanya mengawali periode finansial yang baru pada hari Deepavali dan akun baru dibuka pada hari yang sama. []

Berita terkait
Hari Raya Galungan dan Kuningan, Apa Bedanya?
Hari Raya Galungan dan Kuningan banyak yang tidak tahu, ini penjelasannya.
Objek Wisata Saat Libur Idul Fitri di Yogyakarta
Libur Idul Fitri bisa untuk jalan-jalan. Jika sedang di Yogyakarta, banyak pilihan tempat liburan di sekitar daerah tersebut
Tiga Napi Menghirup Udara Bebas di Hari Raya Natal 2018
331 narapidana di Jakarta mendapat remisi pada saat Natal 2018.
0
DPR Terbuka Menampung Kritik dan Saran untuk RKUHP
Arsul Sani mengungkapkan, RUU KUHP merupakan inisiatif Pemerintah. Karena itu, sesuai mekanisme pembentukan undang-undang.