Jakarta - Head of Project Management Office Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI) Djauhari Sitorus mengatakan penggunaan transaksi nontunai oleh masyarakat Indonesia masih di bawah 50 persen.
"Dari survei yang pernah dilakukan, baru sekitar 34 persen volume transaksi sudah nontunai," ujar Head of Project Management Office DNKI Djauhari Sitorus di Cirebon, Selasa, 12 November 2019 seperti dilansir dari Antara.

Untuk meningkatkan transaksi nontunai, kata dia DNKI akan gencar melakukan sosialisasi keuangan inklusif kepada masyarakat. Salah satu caranya yakni mengedukasi masyarakat untuk menggunakan financial dan technology alias fintech dalam kehidupan sehari-hari.
"Memang belum terlalu besar presentasinya, kami harapkan ke depan akan semakin besar lagi prosentasenya. Dan salah satu caranya adalah bagaimana toko kecil, warung kelontong, tukang bakso bisa menggunakan transaksi nontunai," ucapnya.
Menurutnya kenapa DNKI mendorong masyarakat untuk menggunakan fintech dalam kehidupan sehari-hari, karena masyarakat akan mendapat manfaat yang tidak didapatkan saat melakukan transaksi tunai.
"Manfaat dari transaksi nontunai itu lebih cepat, lebih aman dan juga murah, masyarakat hanya membutuhkan ponsel pintar saja serta pemindai," tutur dia. []