Mataram - Keluarga mendiang musisi legenda Amerika Serikat, Tom Petty, mengecam tindakan Presiden AS, Donald Trump yang telah menggunakan lagu "I Won't Back Down" gubahan bintang rock itu pada kampanye di Tulsa, Okla, Sabtu, 20 Juni 2020.
Pernyataan tersebut disampaikan keluarga Tom Petty melalui akun twitter resmi milik musisi yang telah menjual lebih dari 80 juta rekaman itu.
Baik mendiang Tom Petty dan keluarganya dengan tegas menentang rasisme dan diskriminasi dalam bentuk apa pun.
Baca Juga: Twitter Hapus Kampanye Trump kepada George Floyd
"Trump sama sekali tidak diizinkan untuk menggunakan lagu ini untuk kampanye selanjutnya," ujar keluarga Tom Petty melalui akun @tompetty.
Selain itu, mengutip NPR, dalam pernyataan tersebut juga disampaikan bahwa Tom Petty tidak pernah menginginkan lagunya dipergunakan untuk kampenye yang menyebar kebencian.
"Baik mendiang Tom Petty dan keluarganya dengan tegas menentang rasisme dan diskriminasi dalam bentuk apa pun," tulisnya.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendengarkan saat rapat dengan eksekutif bidang kesehatan di Cabinet Room Gedung Putih, di Washington, Amerika Serikat, Selasa (14/4/2020). (Foto: Antara/REUTERS/Leah Millis/AWW/djo)
Pihak keluarga Tom Petty juga menyebut lagu yang dirilis pada 1989 pada album solo "Full Moon Fever" itu punya kesan tersendiri bagi para penggemar musisi yang meninggal pada 2017 lalu itu. Lagu tersebut dikhususkan untuk orang-orang tertindas.
"Kami percaya pada Amerika dan kami percaya pada demokrasi. Tetapi Donald Trump tidak mewakili cita-cita luhur keduanya," ujarnya.
Hingga saat ini pihak Trump belum menanggapi kecaman yang dilayangkan oleh istri Tom Petty, Dana York, mantan istrinya, Jane Benyo, dan kedua anaknya Adria dan Annakim.

Senada dengan keluarga Tom Petty, anggota pendiri band Tom Petty and Heartbreakers, Benmont Tench III juga berharap Trump tidak lagi membawakan lagu tersebut pada kampanye-kampanye selanjutnya.
"Saya sama sekali tidak menyetujui Trump bahkan hanya untuk bersiul musik yang terkait dengan band kami. Saya harap itu cukup jelas," tulis Benmont Tench III melalui Instagram.
Baca Juga: Donald Trump dan Senatornya Disebut Sampah Sejarah
Sebenarnya, politisi di AS diperbolehkan untuk menggunakan musik apa pun yang mereka pilih untuk kegiatan kampanye selama ada transaksi dan persetujuan dari pihak pemilik lagu. Namun, banyak musisi yang meminta Donald Trump untuk tidak menggunakan lagu mereka, di antaranya Adele, Neil Young, Pharrell, Guns N' Roses, Wind & Fire, Earth, REM, Queen, The Rolling Stones, Michael Stipe, Rihanna, dan Steven Tyler. []