Jakarta - Anggota Komisi I DPR, Sukamta menanggapi soal niatan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) yang tengah berupaya menghadirkan jaringan 5G di Indonesia, pada 2021 mendatang.
Pemerintah telah menetapkan peresmian penggelaran layanan 5G ini di Indonesia. Hanya saja, jaringan generasi seluler kelima (5G) ini masih hadir dalam cakupan terbatas.
Indonesia hanya mendapat sebagian kecil kue tadi. Jadi, jangan terburu-buru untuk mengadopsi 5G kalau memang belum siap
Sukamta mengakui bahwa potensi pendapatan dari jaringan 5G ini sangat besar. Namun, dia menyebut, dengan kondisi ekonomi negara yang saat ini tengah mengalami kesulitan, Indonesia hanya bisa menjadi pasar saja.
"Kue ekonomi 5G ini sangat besar. Indonesia juga sangat berpotensi bagi pengembangan 5G. Tapi dengan kondisi sekarang, Indonesia bisa-bisa hanya jadi pasar saja," kata Sukamta kepada Tagar, Minggu, 20 Desember 2020.

Dia berpandangan, Indonesia hanya akan mendapatkan keuntungan yang sangat kecil. Sebab, dalam hal ini ada 7 negara dipastikan mendapat penghasilan begitu besar.
Maka dari itu, dia menyarankan supaya pemerintah tidak terlalu terburu-buru untuk mengadakan layanan 5G tersebut. Padahal, jaringan 4G di Tanah Air belum merata.
"Yang mengambil keuntungan dari kue besar tadi hanya 7 negara: AS, China, Perancis, Jerman, Korea Selatan, Jepang, dan Inggris. Indonesia hanya mendapat sebagian kecil kue tadi. Jadi, jangan terburu-buru untuk mengadopsi 5G kalau memang belum siap," ujarnya.
Lebih lanjut, Wakil Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menjelaskan, ada tahapan yang perlu dipersiapkan terlebih dahulu dengan baik, yaitu infrastruktur dan ekosistem 5G.
Kata dia, tingkat penetrasi internet saja belum merata di seluruh pelosok Indonesia. Masih ada daerah-daerah yang hanya bisa menangkap jaringan 2G. Bahkan, tambahnya, daerah yang tidak ada sinyal pun masih ada.
Dia berpandangan, perlu juga dipersiapkan misalnya frekuensi, persiapan regulasi terkait, adjustment terhadap seluruh regulasi terdampak, dan seterusnya.
"Jangan sampai karena belum siap, operator telekomunikasi didorong-dorong adopsi 5G, karena misalnya mungkin monetisasinya belum terlalu menguntungkan, ya justru semakin membuat operator rugi, dan industri tertekan. Kita tidak ingin itu terjadi," tuturnya.
- Baca juga: PKS Apresiasi Dukungan Indonesia dalam Perjuangan Palestina
- Baca juga: Indosat Gandeng Huawei Bangun Jaringan Transport 5G Ready
"Kita berharap semuanya dipersiapkan, termasuk ekosistem tadi. Percuma kalau infrastruktur dan teknologinya ready, tapi dari sisi penggunanya belum siap. Musti cermat ini perencanaannya karena biaya untuk 5G tidaklah kecil," ucap Sukamta menambahkan.[]