Jakarta - Ketua Komisi D DPRD DKI Ida Mahmudah menemukan hikmah di balik banjir Jakarta di awal tahun. Menurutnya dengan adanya peristiwa tersebut, Gubernur Anies Baswedan akhirnya membentuk tim terkait pembebasan lahan untuk sodetan kali Ciliwung.
"Jadi ada hikmahnya sih banjir dadakan tanggal 1 Januari yang akhirnya menggugah hati Gubernur (Anies Baswedan) untuk membebaskan lahan sodetan Ciliwung," katanya.
Dia mengatakan, anggaran pembebasan lahan untuk bantaran sungai rawan banjir pada tahun 2019 tercatat mencapai Rp 500-600 miliar.
Sayangnya, kata Ida, program tersebut terhenti hanya karena alasan pencapaian pendapatan daerah yang tidak sesuai target. Dia kemudian mengkritisi pembangunan trotoar yang menurutnya tidak penting.
Baca juga: Masalah Banjir, DPRD DKI Jakarta Pilih Bikin Pansus

"Mengapa yang dihentikan bukan program, misalnya, pembuatan trotoar yang tidak jelas itu. Mengapa mesti pembebasan lahan yang disetop," kata Ketua Komisi D yang membidani lingkungan hidup ini kepada Tagar, saat dihubungi melalui sambungan telepon di Jakarta, Rabu, 15 Januari 2020.
Menurut Ida pembuatan trotoar saat ini belum tergolong urgensi, jika dibandingkan pencegahan banjir di ibu kota.
Jadi ada hikmahnya sih banjir dadakan tanggal 1 Januari yang akhirnya menggugah hati Gubernur (Anies Baswedan) untuk membebaskan lahan sodetan Ciliwung.
"Saya juga melihat pencegahan banjir belum menjadi prioritas pemerintah," kata politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu.
Akibatnya, berbagai dampak buruk harus ditanggung warga Jakarta ketika banjir melanda awal tahun 2020. Persoalan utamanya adalah meluapnya air sungai Ciliwung, hingga masalah tidak aktifnya pompa penyedot air di sejumlah titik.
Ida mengatakan, padahal komisinya telah memperingatkan pemerintah sejak 23 Desember 2019. Ketika itu, dia beserta koleganya meminta semua pompa penyedot air ditinjau kembali sebagai persiapan memasuki musim hujan dan mewaspadai banjir.
"Tapi kelihatannya pada tanggal 1 Januari 2020, mereka tidak menyangka air hujan sebesar itu. Akhirnya mereka keteteran, bahkan ada pompa yang tidak hidup," katanya.
Baca juga: Ahok Percaya Anies Pintar Mengatasi Banjir Jakarta
Menurutnya Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah memprediksi curah hujan sangat tinggi akan datang pada Februari 2020. Namun, hal itu tidak dapat dijadikan alasan kurangnya persiapan Pemprov DKI.
"(Akhirnya) memang kecolongan lagi," katanya.
Setelah tanggal 3 Januari 2020, Komisi D DKI kembali berbicara kepada semua kepala dinas untuk melihat lagi kondisi pompa air yang ada di Jakarta. Ida berharap, musibah banjir awal tahun 2020 tak terulang dengan kian matangnya persiapan.
"Tak terjadi lagi pompa tak ada akinya, pompa tak diaktifkan, tidak boleh lagi ada seperti itu. Jika pemerintah menyiapkan pompa cadangan, masalah ini akan teratasi," ujarnya. []