Pematangsiantar, (Tagar 26/2/2019) - Dua bulan tak tersentuh perbaikan, longsor di tengah badan jalan kedalaman tiga meter dengan lebar lima meter di Kota Pematangsiantar, akhirnya menelan korban jiwa.
Sugiono (55), warga Huta Parbalogan, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun tewas setelah sepeda motor yang ia naiki terperosok ke dalam jalan yang longsor tersebut, Selasa (26/2), sekitar pukul 04.05 WIB.
Badan jalan yang longsor tersebut berada di kawasan persawahan, Jalan Manunggal Karya, Kelurahan Tong Marimbun, Kecamatan Siantar Marimbun, Kota Pematangsiantar.
Menurut polisi, Sugiono mendapatkan luka berat di bagian kepala sehingga menyebabkan meninggal dunia dan sempat dibawa ke Rumah Sakit (RS) Tiara, Pematangsiantar.
Kepala Bidang Rekonstruksi dan Rehabilitasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pematangsiantar, Irwansyah Saragih, mengatakan lambannya penanganan jalan longsor tersebut bukan karena tak ditangani BPBD tetapi karena Wali Kota Pematangsiantar sampai saat ini belum menandatangani dokumen yang telah diajukan sebulan yang lalu.
Irwansyah menjelaskan saat ini BPBD hanya menunggu respon dari wali kota untuk segera menandatangani dokumen yang telah diajukan untuk memperbaiki jalan longsor tersebut.
"Selama dua bulan ini, kita sudah ajukan agar segera memperbaiki jalan longsor itu. Tetapi sampai saat ini wali kota belum juga menandatangani. Karena kita harus bikin SK dulu, makanya tidak bisa cepat prosesnya," ucapnya.
Terkait adanya korban, ia mengatakan bahwa pihaknya sampai saat ini belum bisa berbuat apa-apa. Karena dari jauh hari pihaknya telah membuat titik tanda bahaya dari titik jalan longsor.
Mengenai anggaran yang akan digunakan, Irwansyah mengatakan bahwa mereka akan menggunakan dana tidak terduga. Diperkirakan perbaikan jalan tersebut akan segera dikerjakan paling lambat pada bulan April 2019 nanti.
Jalan longsor di Kota Pematangsiantar yang selama dua bulan tidak mendapat perhatian dari pemerintah kota. Warga sekitar masih menggunakan sisa jalan yang tak longsor walau resiko menghadang. (Foto: Tagar/Fernandho Pasaribu)
Tidak jauh dari titik longsor, warga bermarga Manulang mengungkapkan kekecewaannya terhadap kebijakan pemerintah kota yang sampai saat ini belum juga memperbaiki jalan yang sehari-harinya digunakan warga di sekitar untuk bepergian menuju inti kota.
"Sudah dua bulan jalan ini longsor, masa sampai saat ini pemerintah belum juga memperbaikinya. Ditambah lagi sudah memakan korban jiwa. Mengangkat hasil panen dari sawah juga sudah gak bisa pakai mobil, jadi lambat semua kerjaan kami," ucapnya ketika ditemui di teras rumahnya
Pantauan Tagar News, saat ini warga sekitar menggunakan tiang untuk penyangga jalan agar tidak kembali rubuh. Sebagian warga pun masih menggunakan satu sisi jalan yang tak longsor selebar satu meter untuk melintas walau ada resiko yang mungkin terjadi kepada mereka. []