Jakarta – Duta Besar Myanmar untuk Inggris di London, Kyaw Zwar Minn, mengatakan dia tidak diperbolehkan lagi masuk ke kantor kedutaan Myanmar. Menurut Kyaw Zwar Minn, para staf diminta meninggalkan gedung oleh atase militer Myanmar dan dia diberi tahu bahwa dia bukan lagi perwakilan negara.
"Saya telah terkunci (dari kedutaan)," katanya kepada Kantor Berita Reuters. Militer Myanmar merebut kekuasaan dalam kudeta pada 1 Februari, memicu aksi protes dan kekerasan yang semakin meningkat selama berminggu-minggu. Kyaw Zwar Minn telah menyerukan pembebasan pemimpin demokrasi yang digulingkan, Aung San Suu Kyi.
Lebih dari 500 orang -termasuk puluhan anak-anak- telah tewas sejauh ini, seiring para pengunjuk rasa pro-demokrasi menuntut pengembalian kekuasaan kepada pemimpin terpilih Suu Kyi dan partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD).
Pidato Han Lay, Miss Grand Myanmar, menjadi berita utama di seluruh dunia (Foto: bbc.com/indonesia – MISS GRAND INTERNATIONAL)
Kyaw Zwar Minn menggambarkan peristiwa yang terjadi hari Rabu, 7 April 2021, tu sebagai "semacam kudeta, di tengah kota London", dilansir Reuters. "Kudeta seperti ini tidak akan terjadi," dia menambahkan.
Duta Besar Myanmar dipotret Reuters saat sedang berdiri di jalan di luar kedutaan Myanmar di Mayfair, London, berbicara dengan petugas dari kepolisian Metropolitan.
Polisi dilaporkan dipanggil untuk menghentikan para staf masuk kembali ke dalam gedung.
Sejak itu, pengunjuk rasa telah berkumpul di luar gedung kedutaan.
Pada bulan Maret 2021, Kyaw Zwar Minn meminta pembebasan Suu Kyi dan mengatakan kepada BBC bahwa Myanmar "terpecah" dan berisiko mengalami perang saudara.
Dia menegaskan bahwa pernyataannya tidak "mengkhianati negara", menambahkan bahwa dia berdiri di jalan "tengah".
Dubes Myanmar, yang merupakan mantan kolonel militer, dipuji oleh Menteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab, yang menyebut "keberanian dan patriotisme" Dubes.
Wakil Dubes Myanmar, Chit Win, dikatakan telah mengambil alih tanggung jawab di London, lapor Reuters dengan mengutip para diplomat yang mengetahui masalah tersebut.
Seorang juru bicara Kantor Luar Negeri Inggris mengatakan kepada BBC bahwa mereka sedang "mencari klarifikasi tentang status duta besar Myanmar di London, sejalan dengan protokol diplomatik".

Militer Myanmar merebut kekuasaan di negara itu setelah menggulingkan pemerintah sipil pimpinan de facto, Aung San Suu Kyi, 1 Februari 2021, dan menyatakan keadaan darurat.
Beberapa hari kemudian, gerakan protes mulai muncul, yang dengan cepat mendapat momentum, membuat ratusan ribu orang turun ke jalan untuk berunjuk rasa.
Pekan lalu, Suu Kyi didakwa melanggar undang-undang rahasia negara dari era kolonial, yang diganjar hukuman hingga 14 tahun penjara (bbc.com/indonesia). []