Jakarta - Foto kebersamaan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan Penyidik Senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan tersebar di media sosial. Dalam foto yang berwarna hitam putih itu keduanya tampak duduk santai sambil menyenderkan badannya ke tembok di sebuah ruangan ibadah.
Namun, foto kebersamaan antara Novel dan Anies dihubungkan dengan lembar kertas bertuliskan 'Tanda Bukti Penerimaan Laporan/Informasi Dugaan TPK'.
Laporan itu berisi dugaan tindak pidana korupsi dana Frankfurt Book Fair sebesar Rp 146 miliar yang dilakukan Anies saat menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada 27 Oktober 2014-27 Juli 2016.
Tudingan pun muncul, warganet menduga KPK tidak bekerja profesional. Meski Anies sudah dilaporkan ke KPK terkait dugaan tindakan korupsi, hingga kini belum ada pemeriksaan ataupun pemanggilan karena Anies masih kerabat dari Novel.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) dan Penyidik Senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan. (Foto: Twitter/@Berita7_id)
Klarifikasi KPK
Isu negatif terkait kerja KPK lantas dibantah oleh Juru Bicara KPK Febri Diansyah. Ia dengan tegas membantah jika pegawai KPK bekerja tidak profesional maka akan ada sanksi bagi pegawai KPK tersebut tanpa terkecuali.
Apalagi, 'Tanda Bukti Penerimaan Laporan/Informasi Dugaan TPK' dari masyarakat itu bersifat tertutup dan diproses di Direktorat Pengaduan Masyarakat yang berada di bawah Deputi Bidang Pengawasan Intenal dan Pengaduan Masyarakat (PIPM).
Deputi PIPM itu berbeda dengan Direktorat Penyidikan pada Kedeputian Bidang Penindakan tempat Novel bertugas. Jadi, kata Febri tidak memungkinkan bagi seorang penyidik untuk mengetahui apalagi mempengaruhi proses telaah dan analisis di Direktorat Pengaduan Masyarakat.
"Jika ada pihak dalam perkara memiliki hubungan keluarga dengan pegawai KPK yang menangani kasus tersebut, maka pegawai wajib menyatakan dan mundur dari tugas tersebut," ucap Febri dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Kamis, 3 Oktober 2019.
Foto laporan dugaan tindak pidana korupsi dana Frankfurt book fair sebesar Rp 146 miliar saat Anies Baswedan menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang beredar di media sosial. (Foto: eramuslim.com)
Dalam kesempatan yang sama, Febri juga mengklarifikasi foto hitam putih Anies dan Novel di sebuah ruangan. Menurutnya, foto yang beredar itu momen yang terjadi seusai salat pada awal Juni 2017.
Saat itu, Novel menjalani perawatan intensif setelah operasi mata di Singapura, karena peristiwa penyerangan air keras yang menimpanya pada 11 April 2017.
"Ada banyak pihak yang mengunjungi atau membesuk Novel di Singapura, termasuk Anies Baswedan yang masih memiliki hubungan saudara dengan Novel," tuturnya.
Sehingga, ia menegaskan foto kebersamaan Anies dengan Novel hanya momen membesuk semata. Tidak ada kaitannya dengan pekerjaan Novel sebagai penyidik. "KPK memastikan dua hal tersebut tidak berhubungan," ujar dia.
Di tengah perjuangan KPK mengungkap siapa dalang dibalik penyerangan air keras terhadap Novel, Febri pun menyayangkan atas informasi yang menyebar di media sosial. Sebab, informasi tersebut merupakan kebohongan yang diduga dibuat oleh pihak-pihak tertentu.
"Kami melihat ada upaya pihak-pihak tertentu untuk terus menyerang Novel berkali-kali dengan fitnah dan isu-isu yang kami lihat itu adalah isu-isu bohong yang disebarkan sedemikian rupa," ucapnya. []