Tangerang - Pengamat Politik dari Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul menyorot tajam mengenai langkah Menteri KKP Edhy Prabowo yang hendak narsis ke media untuk menyandingi popularitas mantan menteri Susi Pudjiastuti. Menurutnya, langkah itu bukanlah substansi dari polemik ekspor benih lobster.
"Kalau Edhy Prabowo merasa tidak sepopuler Susi, kemudian ingin mengimbanginya, jawablah dengan kerja yang benar dan serius agar tidak disalahkan oleh publik karena seolah Susi yang selalu benar," ujar Adib saat diwawancarai Tagar melalui sambungan WhatsApp pada Rabu 15 Juli 2020.
Ini yang lebih penting dikomunikasikan kepada publik. Biar publik tercerahkan tentang literasi itu.
Ketika Susi, kata Adib, merasa kebijakannya yang paling benar dan malah ingin narsis ke media dengan mengumpulkan Pemimpin Redaksi (Pemred).
"Harusnya Edhy melakukan penjelasan secara detail mengenai gagasan dia tentang ekspor benih lobster yang bertolak belakang dengan kebijakan Susi. Sebab itulah yang menjadi sangat penting untuk diketahui oleh publik," ujar Adib.
Adib mengatakan, ketika ekspor benih lobster dibolehkan, apa alasan yang mendasari itu. Menurut dia, lebih baik dijelaskan secara gamblang oleh Edhy.

"Ini yang lebih penting dikomunikasikan kepada publik. Biar publik tercerahkan tentang literasi itu," katanya.
Menurut Adib, Edhy harus sering menjelaskan tentang kebijakan melakukan ekspor benih lobster, misalnya kalau ekspor benih distop akan menimbulkan masalah baru.
"Lebih tajam dari sekarang atau malah lebih baik," ujar Adib.
Misalnya, kata Adib, jika distop maka ekspor akan tetap jalan dan malah jadi ilegal karena ekspor ngumpet-ngumpet. Nah ini juga bisa dijelaskan," ucap Adib.
Selain itu, Adib juga memberikan contoh dampak langsung pada kehidupan ekonomi para nelayan lobster. Realitanya, kata dia, nelayan membutuhkan uang cepat, tanpa investasi dengan mengendapkan modal untuk melakukan budidaya.
"Misalnya petani atau nelayan bisa menjual langsung kepada tengkulak dan mendapat flash money. Dengan begitu ekonomi bisa berputar di Nelayan. karena kalau budidaya sudah pasti memakan waktu yang lama dan juga biaya yang lebih besar," ujarnya.
Menurut dia, Edhy Prabowo sudah melakukan semua hal itu, selanjutnya tinggal bagaimana peran tim komunikasi KKP untuk menyampaikan pesan itu agar publik bisa menerima informasi tentang ekspor benih lobster secara komprehensif.
"Karena penjelasan yang sangat minim, maka wajar jika KKP hari ini seolah lemah dan dibanjiri kritikan. Nah ini harus segera diperbaiki," ujar Adib.[]