Efek Penghematan Anggaran Pemerintah pada Industri Perhotelan

Hotel di daerah merasakan dampak dari pembatalan kegiatan pemerintah akibat pemangkasan anggaran perjalanan dinas sebesar 50 persen.
Menteri Keuangan Sri Mulyani terapkan pemangkasan anggaran pemerintah. Foto: Kementerian Keuangan

Berbagai hotel di daerah mulai merasakan dampak dari pembatalan pemesanan kegiatan pemerintah. Ini terjadi setelah Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengeluarkan edaran untuk memangkas anggaran perjalanan dinas sebesar 50 persen. Sekretaris Jenderal Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Maulana Yusran, mengungkapkan bahwa sejumlah hotel telah melaporkan pembatalan kegiatan pemerintah.

Kebijakan penghematan ini tertuang dalam surat edaran bernomor S-1023/MK.02/2024, yang dikeluarkan oleh Sri Mulyani pada 7 November 2024. Sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto, kementerian dan lembaga, termasuk kejaksaan dan kepolisian, diminta untuk memangkas anggaran perjalanan dinas minimal 50 persen. Maulana menyebutkan bahwa pembatalan agenda pemerintahan sudah terjadi di beberapa wilayah, seperti Jawa Barat dan Makassar.

Dampak dari pemangkasan anggaran ini cukup signifikan. Kontribusi agenda pemerintah terhadap pendapatan hotel bisa mencapai 40 persen, bahkan ada yang mencapai 60 persen. Agenda pemerintah di hotel-hotel daerah biasanya mulai ramai pada kuartal II atau sejak April, dan terus meningkat hingga kuartal IV, terutama pada November. Dengan adanya edaran resmi efisiensi anggaran, diperkirakan masih akan ada banyak laporan pembatalan dari hotel-hotel di daerah yang sangat bergantung pada kegiatan pemerintah pusat.

Pembatalan ini berdampak langsung pada proyeksi pendapatan hotel selama setahun. Pengusaha hotel telah menghitung keuntungan berdasarkan agenda pemerintah yang biasanya tidak mendadak. Banyak yang sudah melakukan reservasi di awal dan ada kesepakatan antara penyelenggara dan pihak hotel. PHRI mendukung efisiensi anggaran pemerintah, namun pembatasan perjalanan dinas dianggap dapat menciptakan efek berganda bagi perekonomian daerah, terutama bagi sektor tenaga kerja, usaha makanan minuman, dan usaha mikro kecil menengah (UMKM).

Berharap pembatalan tidak terjadi pada akhir tahun, PHRI menekankan pentingnya komunikasi yang baik antara pemerintah dan sektor perhotelan. Dengan demikian, dampak negatif terhadap perekonomian daerah dapat diminimalisir, dan efisiensi anggaran dapat dilakukan tanpa mengorbankan sektor-sektor lain yang juga penting bagi pertumbuhan ekonomi.

Berita terkait
Pemangkasan Perdinas 50% Picu Penurunan Pendapatan Hotel
PHRI melaporkan banyak kegiatan pemerintah di hotel dibatalkan setelah kebijakan pemangkasan belanja perdinas ASN 50 persen.
Sumbar Rawan Bencana, Anggaran BPBD Malah Dipangkas
Sumatera Barat kerap diterjangan beragam bencana yang hampir setiap tahun terjadi. Namun anggaran BPBD Sumbar 2020 dipangkas sebesar 30 persen.
Gubernur Kalteng Pangkas Anggaran Perjalan Dinas
Gubernur Kalteng, Sugianto bahkan menyiapkan sanksi nonjob bagi kepala dinas yang sering melakukan perjalan dinas.
0
Efek Penghematan Anggaran Pemerintah pada Industri Perhotelan
Hotel di daerah merasakan dampak dari pembatalan kegiatan pemerintah akibat pemangkasan anggaran perjalanan dinas sebesar 50 persen.