Amblasnya ekonomi Inggris yang merupakan "sejarah baru ini" mempengaruhi hampir semua bidang kegiatan usaha
Jakarta - Pertumbuhan ekonomi Inggris mengalami penyusutan sebesar 20,4% pada April. Ini merupakan kontraksi bulanan terbesar karena negaranya Ratu Elizabeth ini menghabiskan bulanan penuh pertama penguncian atau lockdown.
Kantor Statistik Nasional Inggris (ONS) menyebutkan bahwa amblasnya ekonomi yang merupakan "sejarah baru ini" mempengaruhi hampir semua bidang kegiatan usaha. Kontraksi kali ini tiga kali lebih besar dibandingkan yang pernah terjadi selama seluruh krisis ekonomi 2008 hingga 2009.
Baca Juga: Pemerintah Inggris Diejek Akibat Larangan Seks Selama Covid-19
BPS-nya Inggris itu juga merilis angka pertumbuhan untuk tiga bulan pertama 2020 dari Februari hingga April. Data menunjukkan terjadi penurunan 10,4% dibandingkan dengan periode tiga bulan sebelumnya.
Jonathan Athow, Wakil ONS mengatakan penurunan pertumbuhan ekonomi (produk domestik bruto - PDB) pada April merupakan yang terbesar di Inggris . Angka ini tiga kali lebih besar dari bulan lalu dan hampir 10 kali lebih besar dari penurunan pra-Covid-19 yang paling curam. "Pada April, ekonomi sekitar 25% lebih kecil dari Februari," ucapnya.

Hampir semua bidang ekonomi di Inggris terpukul
Athow menambahkan, hampir semua bidang ekonomi terpukul. Sektor pendidikan, kesehatan, penjualan mobil serta pubs semuanya memberikan kontribusi terbesar pada kejatuhan bersejarah ini. "Produsen mobil dan pembangun rumah sangat terpukul," tuturnya.
Kepada program BBC Today, Athow menyebutkan, sangat mungkin April akan menjadi titik terendah. "Survei kami dan indikator yang lebih luas telah menyarankan kenaikan dalam kegiatan ekonomi, tapi saya pikir itu terlalu dini untuk mengetahui seberapa cepat kegiatan ekonomi akan pulih dalam beberapa bulan mendatang," katanya.
Kalangan analis menyebutkan bahwa April kemungkinan menjadi bulan terburuk. Hal ini terjadi lantaran pemerintah mulai mengurangi lockdown pada Mei.
Sementara itu, lebih dari satu dari empat pekerja Inggris atau sekitar 8,9 juta - sekarang dalam skema cuti pemerintah yang memungkinkan mereka menerima 80% dari gaji bulanan mereka hingga £ 2.500.
Simak Pula: Inggris Longgarkan Lockdown, Sekolah Buka Lagi Juni
Skema ini menelan biaya £ 19,6 miliar sejauh ini. Sedangkan program serupa untuk pekerja mandiri telah menghasilkan 2,6 juta klaim yang bernilai £ 7,5 miliar. Tanpa skema ini, konsumsi rumah tangga, yang merupakan hampir dua pertiga dari PDB Inggris, akan jatuh lebih jauh lagi. []