Singapura - Menteri Perindustrian dan Perdagangan atau MTI Singapura menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2020 menjadi berkisar antara -0,5 - 1,5 persen. Hal ini mengindikasikan kemungkinan negara itu akan memasuki masa resesi karena prospek ekonomi yang melemah setelah imbas wabah virus corona atau COVID-19.
MTI juga menyebutkan bahwa pertumbuhan diperkirakan akan berada di sekitar 0,5 persen, titik tengah kisaran perkiraan. Pada November lalu, MTI memperkirakan ekspansi ekonomi antara 0,5 dan 2,5 persen untuk tahun 2020. "Terakhir kali Singapura mengalami resesi adalah pada tahun 2001, ketika produk domestik bruto (PDB) setahun penuh mengalami kontraksi sekitar 1 persen," kata Gabriel Lim, Sekretaris Permanen MTI seperti diberitakan dari straitstimes.com, Senin, 17 Februari 2020.
Namun Lim menekankan bahwa pandangan dasar MTI adalah pertumbuhan PDB akan berada pada kisaran 0,5 persen. "Karena dampak virus COVID-19 masih berkembang, ada tingkat ketidakpastian yang signifikan atas panjang dan beratnya wabah," ucapnya.
Bank sentral siap untuk mengkalibrasi ulang kebijakan moneter akibat dampak wabah virus corona.
Lim pun membandingkan dengan kondisi ekonomi saat terjadi wabah sindrom pernafasan akut (Sars) yang parah yang membuat ekonomi menyusut 0,3 persen pada triwulan kedua 2003. Namun kembali menguat ke rekor ekspansi 5,3 persen di triwulan ketiga dan mengakhiri tahun 2003 dengan pertumbuhan positif 4,5 persen.

Edward Robinson, Wakil Direktur Pelaksana Otoritas Moneter Singapura (MAS) mengatakan bank sentral siap untuk mengkalibrasi ulang kebijakan moneternya seandainya prospek ekonomi berubah secara signifikan akibat dampak wabah virus corona. Namun ada ruang cukup dalam untuk mengakomodasi pelonggaran nilai tukar efektif nominal dolar Singapura sejalan dengan melemahnya kondisi ekonomi.
Jumat lalu, Perdana Menteri Singapura Le Hsien Long mengatakan dampak wabah virus corona erhadap ekonomi telah melampaui dampak Sars dan bahwa mungkin saja resesi terjadi. MTI menyebutkan perkiraan sebelumnya yang dibuat pada November tahun lalu untuk pertumbuhan tahun 2020 didasarkan pada kenaikan moderat dalam pertumbuhan global, bersamaan dengan pemulihan dalam siklus elektronik global. "Sejak itu, wabah virus corona (COVID-19) telah mempengaruhi China, Singapura, dan banyak negara di dunia," katanya.
"Prospek ekonomi Singapura telah melemah sejak tinjauan terakhir pada November. Secara khusus, wabah COVID-19 diperkirakan akan mempengaruhi Singapura melalui beberapa saluran," kata MTI dalam siaran persnya.
Kementerian menyatakan bahwa ekonomi tumbuh sebesar 0,7 persen pada 2019, sama dengan perkiraan sebelumnya dan merupakan pertumbuhan paling lambat sejak 2009 yang hanya bertumbuh 0,1 persen. Pertumbuhan untuk triwulan keempat tahun lalu mencapai 1,0 persen untuk year on year (tahun ke tahun), lebih tinggi dari perkiraan awal pertumbuhan 0,8 persen dan lebih cepat dari ekspansi 0,7 persen pada triwulan ketiga. Pada basis tahunan yang disesuaikan secara musiman triwulan ke triwulan, ekonomi berkembang pada laju yang lebih lambat 0,6 persen dibandingkan dengan pertumbuhan 2,2 persen pada triwulan sebelumnya.[]
Baca Juga:
- Cegah Corona, PSM Diperlakukan Khusus di Singapura
- RI Cermati Naiknya Status Virus Corona di Singapura