Eksplorasi 8000 Flora di Kebun Raya Banua

“Mengacu pada eksplorasi tahun-tahun sebelumnya, kami temukan banyak flora endemik dan khas Pegunungan Meratus, beberapa di antaranya berstatus tanaman langka."
Flora yang ada di Kebun Raya Banua. (adm)

Banjarmasin, (Tagar 22/02/2018) Kebun Raya Banua Kalimantan Selatan bersama Balai Penelitian Kehutanan Kementerian LHK serta Pena Hijau Indonesia melakukan eksplorasi keanekaragaman hayati kawasan hutan Pegunungan Meratus. Lokasi yang dipilih adalah Kabupaten Balangan dan Tabalong.

Eksplorasi tersebut untuk mengetahui spesies tumbuhan yang ada di kawasan hutan lindung yang berada di kawasan kedua kabupaten tersebut. Kebun Raya Banua Kalsel dibangun sejak 2012 di lahan seluas sekitar 100 hektar di kawasan perkantoran Pemprov Kalsel, saat ini telah memiliki berbagai koleksi aneka flora khas Kalimantan.

Jumlah tanaman Kebun Raya Banua untuk pembibitan 8.000 spesimen, koleksi tertanam 1.299 spesimen dari 231 jenis penghijau, ditambah ornamen 3.510 spesimen dari 46 jenis dan sekitar 300 spesimen anggrek. Ada pula berbagai tanaman berkhasiat obat.

Ketua Tim Ekspedisi Meratus dari Balai Penelitian Kehutanan Kementerian LHK Syaefuddin mengungkapkan, kawasan hutan pegunungan Meratus memiliki keanekaragaman hayati yang kaya dan sangat perlu untuk diselamatkan.

“Mengacu pada eksplorasi tahun-tahun sebelumnya, banyak kami temukan flora endemik dan khas Pegunungan Meratus, beberapa di antaranya berstatus tanaman langka yang keberadaannya kian terancam,” tuturnya.

Kepala UPT Kebun Raya Banua, Agung Sriyono mengatakan, ekspedisi Meratus 2018 memfokuskan eksplorasi keanekaragaman hayati di dua kabupaten, yakni Tabalong dan Balangan.

“Tim akan berada di lapangan selama dua minggu, dalam rangka melakukan pencatatan spesies-spesies tumbuhan yang ada di kawasan itu,” katanya.

Dalam kesempatan ini Agus Sriyono juga mengungkapkan, selain Kebun Raya Banua milik Pemprov Kalsel, sejumlah kabupaten juga berencana membangun kebun raya dalam rangka menyelamatkan keanekaragaman hayatinya, seperti Tanah Laut, Tabalong, dan Balangan.

Sementara itu, keikutsertaan Pena Hijau Indonesia sebagai bentuk dukungan terhadap upaya penyelamatan keanekaragaman hayati yang ada di Kalsel. (adm)

Berita terkait