Jakarta - Sejumlah partai politik memperlihatkan elektabilitas yang menurun usai Center for Political Communication Studies (CPCS) melakukan survei. Survei sebelumnya yang mereka lakukan menunjukkan hampir semua partai mengalami penurunan.
Namun, saat ini ada dua partai politik yang elektabilitasnya mengalami kenaikan, yakni NasDem dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Hal itu diungkapkan Direktur Eksekutif CPCS, Tri Okta S K melalui siaran pers yang diterima Tagar, Minggu, 12 Juli 2020.
Semua parpol papan tengah pun cenderung turun, kecuali PSI dan NasDem yang naik cukup signifikan
"Dibandingkan dengan survei yang dirilis pada Maret 2020 lalu, hampir semua parpol turun elektabilitasnya, kecuali beberapa parpol di antaranya Partai Solidaritas Indonesia (PSI)," katanya.
Dia menuturkan, urutan tiga besar masih didominasi PDIP, Gerindra, dan Golkar, tetapi ketiganya juga mengalami penurunan elektabilitas.
PDIP turun paling banyak dari 31,7 persen menjadi 29,2 persen, sedangkan Gerindra turun sedikit dari 14,5 persen menjadi 13,7 persen dan Golkar dari 8,9 persen menjadi 8,3 persen.
Politisi Partai Solidaritas Indonesia berbicara soal PSBB yang diterapkan oleh pemerintah guna memutus mata rantai virus corona (Covid-19). (foto: Dok.Tagar/PSI).
Pada papan tengah terdapat PKB (5,9 persen menjadi 5,8 persen), PKS (6,7 persen menjadi 5,7 persen), PSI (2,8 persen menjadi 4,1 persen), NasDem (2,9 persen menjadi 3,9 persen), Demokrat (4,6 persen menjadi 3,8 persen), PPP (3,1 persen menjadi 2,8 persen), dan PAN (1,6 persen menjadi 1,4 persen).
"Semua parpol papan tengah pun cenderung turun, kecuali PSI dan NasDem yang naik cukup signifikan," kata dia.
Menurutnya, kenaikan elektabilitas PSI cukup mengejutkan, mengingat dari hasil pemilu legislatif (Pileg) lalu tidak ada wakil partai ini berada di Senayan.
"PSI mengandalkan wakil-wakilnya di tingkat DPRD, khususnya di DKI Jakarta yang kerap bersikap vokal, dan terbukti mampu meraih dukungan publik," ujarnya.
Selanjutnya, penurunan juga terjadi pada parpol papan bawah, yaitu Hanura (0,9 persen menjadi 0,8 persen), Perindo (0,7 persen menjadi 0,6 persen), Berkarya (0,6 menjadi 0,5 persen), PBB ( tetap 0,3 persen), PKPI (0,1 persen menjadi 0,2 persen), dan Garuda (0,4 persen menjadi 0,1 persen).
"Sisanya sebanyak 18,8 persen menyatakan tidak tahu/tidak menjawab," ucap Tri Okta.
Survei yang dilakukan CPCS berlangsung sejak 21-30 Juni 2020, dengan jumlah responden 1.200 orang mewakili seluruh provinsi di Indonesia.
- Baca juga: NasDem Setuju PSBB Transisi DKI Diperpanjang 14 Hari
- Baca juga: Tolak Kenaikan PT, PSI: Konyol dan Khianati Demokrasi
Survei dilakukan melalui sambungan telepon terhadap responden yang dipilih secara acak dari survei sebelumnya sejak 2019. Margin of error survei sebesar ±2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen. []