Jakarta - Survei yang dilakukan The General Social Survei pada tahun 2017 di Amerika Serikat (AS) menunjukkan generasi milenial memiliki kecenderungan besar untuk menyendiri. Forbes dalam laporannya pada tahun 2017 mengungkapkan jumlah generasi muda yang kerap menyendiri meningkat 3 kali lipat sejak tahun 1985.
Ternyata sering menyendiri dalam aktivitas sosial dapat menimbulkan beberapa gangguan. Dikutip dari Psychology Today, berikut empat gangguan kesehatan akibat sering menyendiri.
1. Depresi dan Malaise
Perasaan kesepian dan menyendiri sering kali mengakibatkan depresi. Secara psikologis, perasaan depresi akibat sering menyendiri dapat menimbulkan malaise. Malaise merupakan istilah medis yang ditujukan kepada orang-orang yang secara fisik terlihat lemas, tidak nyaman, dan kurang fit.
Selain itu, depresi dan malaise dapat berdampak pada gairah hidup.
Ilustrasi. (Foto: Pixabay)
2. Kecemasan Sosial
Orang-orang yang selalu menyendiri berpotensi besar mengalami kecemasan sosial. Kemungkinan ini dapat meningkat jika orang tersebut sering mengisolasi dirinya dari dunia luar dan aktivitas sosial.
Kecemasan tersebut timbul akibat diri sendiri merasa orang lain membuat pandangan negatif yang berlebihan terhadap dirinya. Seolah-olah ia merasa selalu tidak disukai atau bahkan tidak diinginkan orang lain.
Ilustrasi. (Foto: Pixabay)
3. Kecanduan
Berdasarkan artikel yang dipublikasi Huffington Post pada tahun 2015 mengatakan aktivitas menyendiri dapat mengarah pada kecanduan, baik kecanduan menyendiri, bahkan kecanduan narkoba.
Artikel tersebut mencontohkan seseorang yang tidak memiliki koneksi sosial dengan orang lain cenderung akan mencari 'benda-benda' yang dapat diajak berinteraksi. Berdasarkan penelitian tersebut, orang-orang kesepian cenderung memilih alkohol dan narkoba sebagai pelarian.
Ilustrasi. (Foto: Pixabay)
4. Rasa Sakit Terakumulasi
Menyendiri menimbulkan perasaan sakit hati yang kompleks, seperti rendah diri, malu, cemas, dan sebagainya. Perasaan sakit hati tersebut selalu terpendam dan tidak dapat tersalurkan karena tidak memiliki ikatan sosial, seperti teman atau sahabat.
International Obsessive-Compulsive Disorder Foundation di AS mengungkapkan kesendirian merupakan faktor utama yang memicu akumulasi perasaaan sakit hati tersebut.
Ilustrasi. (Foto: Pixabay)