Mamuju - Akibat akses jalan menuju desa tertimbun longsor, sebanyak enam desa yang berada di titik gempa di Kecamatan Ulumanda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar), terisolasi.
“Enam desa tersebut merupakan lokasi yang paling dekat dengan titik gempa berkekuatan 6,2 magnitudo yang mengguncang Kabupaten Majene dan Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat," ujar Kepala Desa Kabiraan Fajaruddin di Majene, dikutip Tagar, Selasa, 19 Januari 2021.
Fajaruddin menjelaskan, enam desa tersebut terisolasi akibat longsor yang menimpa sejumlah titik akses jalan setelah gempa terjadi. Enam desa yang terisolasi, antara lain Desa Sambabo, Desa Kabiraan, Desa Tandiallo, Desa Ulumanda, Desa Popenga, dan Desa Panggallo.
Menurut Fajaruddin, ribuan pengungsi warga enam desa di pusat gempa tersebut kesulitan makanan, tenda, air bersih, kebutuhan bayi, dan kebutuhan pengungsi lainnya.
Enam desa tersebut merupakan lokasi yang paling dekat dengan titik gempa berkekuatan 6,2 magnitudo yang mengguncang Kabupaten Majene dan Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat.
"Masyarakat pengungsi di titik gempa harus dibuka akses jalannya dengan alat berat, dan mereka harus diberikan logistik melalui jalur udara," ungkap Fajaruddin.
Walaupun akses menuju desa terdapat longsor, sejumlah sukarelawan tetap berupaya membawa bantuan bagi sejumlah desa yang terisolasi akibat gempa. Salah satunya dari Universitas Muslim Indonesia Makassar.
Relawan FTI UMI Makassar Tembus Desa Terisolir
Dekan FTI UMI Makassar Zakir Sabara menjelaskan, Desa Sambabo menjadi desa pertama yang bisa ditemui para relawan dari UMI Makassar. Kata Zakir, untuk sampai di desa pertama tersebut tidak mudah karena relawan harus menumpang ekskavator.
Dekan Fakultas Teknologi Industri UMI Dr. Ir. Zakir Sabara, ST.,MT.,IPM Asean ENg. (Foto: Tagar/Screenshot Video Zakir)
"Jadi karena tanah labil dan ada bekas longsor di situ, kita harus menyeberang di tempat itu menggunakan alat ekskavator dengan mengangkut relawan mahasiswa menggunakan alat sendoknya, setelah bantuan diberikan, kemudian relawan bergerak ke desa kedua dan alhamdulillah dapat kita lalui," jelas Zakir.
Zakir mengatakan, relawan mahasiswa FTI UMI Makassar tidak bisa sampai ke desa ketiga karena konstruksi tanah labil dan banyaknya bebatuan akibat longsor.
Oleh karena itu, Zakir meminta kepada pemerintah pusat agar menggunakan helikopter untuk memberikan bantuan bagi desa yang terisolasi.
"Saya dihubungi sama BNPB Pusat rencananya hari ini menggunakan heli untuk memberi bantuan kepada desa yang masih terisolasi," kata Zakir.
Zakir mengungkapkan, di lokasi tersebut semua akses terputus, seperti akses jalan, akses komunikasi, serta akses listrik. Sehingga, menurutnya, dibutuhkan intervensi berbagai pihak, mulai dari Kabupaten, Provinsi, hingga Pemerintah Pusat. [] (Amalia Amriati Fajri)