Enam Sikap DPD PDIP DIY Soal Video Abdul Somad

DPD PDIP Yogyakarta menyesalkan Video Abdul Somad
Gambar Bendera PDIP

Yogyakarta - Video pendek Ustaz Abdul Somad yang akrab dispa UAS memunculkan polemik dan kontroversi.  Kutipan ceramah dalam video tersebut menyinggung salah satu umat.

Dewan Pimpinan Daerah PDIP Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyesalkan konten video "Simbil Salib dan Jin Kafir" ini. "Video sudah mencederai toleransi bangsa yang Bhinneka Tunggal Ika," kata Ketua DPD PDIP DIY Nuryadi di Yogyakarta, Minggu 18 Agustus 2019.

DPD PDIP DIY secara resmi merespon video tersebut dengan enam sikap. Pernyataan sikap ditandatangani Ketua Nuryadi dan Sekretaris GM. Totok Hedi Santosa.

Nuryadi, di tengah perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-74, ternodai dengan kutipan ceramah video UAS yang viral. Video tersebut menyinggung keimanan umat lain.

Anggota DPRD DIY ini mengungkapkan, perbedaan pemahaman teologi adalah hal yang wajar. "Namun bukan alasan yang dibenarkan jika perbedaan tersebut untuk merendahkan dan melecehkan keyakinan yang berbeda," ungkap dia.

Dia mengatakan, konten video "Simbol Salib dan Jin Kafir" ke publik mencederai semangat dan usaha menjaga toleransi antar pemeluk agama. "Toleransi merupakan modal dasar keberlangsungan Indonesia sebagai bangsa yang majemuk," ujarnya.

Komitmen merawat keberagaman di Indonesia adalah tanggung jawab moral bersama. Seorang tokoh agama seharusnya mampu memberikan kesejukan, mengayomi dalam bingkai kebhinnekaan. "Bukan mempertentangkan dogma keagamaan," kata Nuryadi.

Dia mengutip Bung Karno dalam pidato Kelahiran Pancasila 1 Juni 1945, "Marilah kita amalkan, jalankan agama, baik Islam maupun Kristen dengan cara yang berkeadaban."

Cara yang berkeadaban itu adalah homat-menghormati satu sama lain. Nabi Muhammad SAW sudah memberi bukti yang tentang verdraagzaamheid, tentang menghormati agama lain. Nabi Isa pun telah menunjukkan verdraagzaamheid itu.

Sekertaris DPD PDIP DIY GM. Totok Hedi Santosa mengatakan, atas dasar pemikiran dan realita yang terjadi, DPD PDIP DIY dan DPC PDIP se- DIY mengeluarkan enam poin merespon video UAS tersebut. "Ini merupakan sikap resmi partai politik nasionalis yang menghormati nilai-nilai relegius," kata dia.

Berikut sikap resmi DPD PDIP DIY dan DPC PDIP se-DIY:

1. Bahwa Undang – Undang Dasar 1945 sebagai dasar konstitusi di Republik ini secara tegas memberi jaminan kebebasan dan kemerdekaan dalam menganut kepercayaan. Konstitusi juga mengamanatkan bahwa Negara harus memberikan perlindungan bagi masyarakat yang menganut agama dan kepercayaannya.

Kita percaya bahwa sesungguhnya, Rakyat Indonesia yang memiliki perbedaan Agama dan Kepercayaan dalam keseharian hidupnya telah saling menghormati, saling bertoleransi dan bertenggang rasa. Maka dari itu, kami menyatakan bahwa pernyataan UAS nyata – nyata bertentangan dengan UUD 1945.

2. Kami menyesalkan ucapan UAS yang telah memasuki wilayah kepercayaan dan teologi agama lain. Sudah pasti ucapannya tentang “jin kafir” yg ditujukan pada simbol Salib yang diyakini oleh agama Kristen dan Katolik membuat kaum Nasrani sedih dan kecewa. Kami juga kecewa karena UAS yang begitu hebat dan flamboyan, seorang ustadz yang kami percayai memiliki kemampuan intelektual yang memadahi telah dengan sadar mengucapkan kata yang kami anggap tidak hanya melukai kaum Nasrani tapi juga mencederai komitmen kita dalam berbangsa yakni Bhinneka Tunggal Ika.

3. Kami meminta Negara segera ambil tindakan terhadap kekeliruan atau mungkin kesengajaan yang dibuat UAS. Seperti yang kami ketahui bahwa UAS tercatat sebagai PNS/ASN di lingkungan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) Riau.

Sebagai Aparat Sipil Negara, UAS harus turut membangun persatuan sesama antar anak bangsa bukan menebar bibit kebencian

Kami mengajak para tokoh – tokoh agama untuk selalau memberi pemahaman yang positif atas keberagaman yang ada. Keberagaman di tanah air ini termasuk keberagaman agama merupakan pilar penting bagi persatuan bangsa. Hal itu juga merupakan upaya membangun Islam sebagai Rahmatan-lil-alamin (rahmat bagi semesta).

5. Kepada umat Nasrani, kami tetap bersama dengan kalian sebagai warga negara dan bangsa. Dan seperti ajaran yang kalian sangat yakini, teguhkan hati kalian dan ampunilah kesalahan orang lain dan tetaplah menyebarkan kasih di antara kami semua. Kami sungguh mengapresiasi sikap iman Umat Kristiani yang tidak gegabah reaksioner atas pernyataan UAS yang menyinggung inti dari ajaran Iman Kristiani.

6. Pada kesempatan ini, kami juga memberikan apresiasi kepada elemen – elemen masyarakat yang selama ini turut menjaga toleransi (verdraagzaamheid) kebangsaan.

Kami juga terus mengajak agar kita memenuhi dunia sosial media dengan positive contain yang meneguhkan kebhinekaan Indonesia sebagai taman sari keberagaman dunia dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan dasar Pancasila.

Demikianlah pernyataan DPD PDI Perjuangan DIY dan Seluruh DPC PDI Perjuangan Se- DIY. Semoga di tengah suasana perayaan Kemerdekaan Republik Indonesia ke 74 mengingatkan kita untuk terus mengisi perjalanan sejarah bangsa dengan semangat persatuan Yogyakarta, Pada Hari Konstitusi Indonesia. []

Baca juga:

Berita terkait
Sadar Bencana, Tujuh Belasan Warga Badran Yogyakarta
'Apa kabar? Luar Biasa! Kampung Badran? Sadar bencana! Kampung Badran? Sadar bencana!' pekik warga Kampung Badran, Yogyakarta.
Video: 45 Tahun Lestarikan Wayang Kulit di Yogyakarta
Kisah Paijo, perajin wayang kulit di Taman Sari, Yogyakarta, yang sudah melestarikan budaya sejak 45 tahun yang lalu.
Motor Rampasan Perang Belanda Dipamerkan di Yogyakarta
Sedikitnya 1.500 motor jadul dari berbagai pelosok di Indonesia bakal menyerbu Yogyakarta dalam event Djogjantique Day 2019.
0
Amerika Perluas Kapasitas Tes untuk Cacar Monyet
Perluas kapasitas pengujian di berbagai penjuru negara dan membuat tes lebih nyaman dan mudah diakses pasien dan penyedia layanan kesehatan