Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengaku sedih dan prihatin mengingat mayoritas bahan baku obat untuk industri farmasi nasional dan alat-alat kesehatan (alkes) di Indonesia diimpor dari luar negeri.
"Mohon maaf bapak-bapak kalau saya bicara ini sangat menyedihkan jika negara sebesar Indonesia ini, 90 persen bahan bakunya dari luar negeri untuk industri obat," ujar Erick Thohir di Jakarta, Kamis, 16 April 2020, seperti dikutip dari Antara. Menurut dia, hal tersebut juga terjadi pada alat-alat kesehatan di Indonesia yang mayoritas masih diimpor dari luar negeri.
Ketersediaan ventilator, menjadi peranti penting selama penanganan corona di rumah sakit dan jumlahnya pun terbatas.
Baca Juga: Tips Delivery Aman Cegah Corona Versi Erick Thohir
Erick pun menyebutkan, sudah seharusnya Indonesia sebagai negara besar memiliki blueprint atau cetak biru strategi untuk ketahanan kesehatan. "Kita di Kementerian BUMN sejak September waktu itu kita sudah merapatkan dan mencoba membuat blueprint bahwa negara sebesar Indonesia ini sudah seyogyanya memiliki strategi yang namanya energy security, food security, dan tentu yang hari ini bisa kita lihat health security," ucapnya.

Langkah-langkah yang diambil untuk mewujudkan health security ini dengan menggabungkan rumah sakit yang ada di BUMN berjumlah 70 rumah sakit. "Dan tidak di situ saja, dari BUMN-BUMN farmasi kita juga gabungkan dan yang sedang kita review sekali lagi bagaimana ini bisa menjadi supply chain juga rumah sakit ke depannya," kata tutur Erick.
Sebelumnya Menteri BUMN mengatakan pihaknya siap membeli alat bantu pernapasan atau ventilator hingga alat pelindung diri (APD) produksi lokal untuk kebutuhan rumah sakit BUMN yang menangani Covid-19.
"Ketersediaan ventilator, menjadi peranti penting selama penanganan corona di rumah sakit dan jumlahnya pun terbatas, ucap Erick.
Baca Juga: Covid-19, Erick Thohir Tak Setop Proyek Kereta Cepat
Saat rapat dengan Presiden Joko Widodo, menurut Erick, Kepala BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), Doni Monardo mengatakan terdapat alternatif pembuatan ventilator lokal dari Universitas Indonesia (UI) dan Institut Teknologi Bandung (ITB). []