Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan bahwa konsolidasi operasional dan strategi investasi menjadi prioritas utama bagi Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara). Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa Danantara dapat beroperasi sesuai dengan harapan. "Danantara ini baru lahir, di Danantara ada investasi dan operasional. Tentu kita memprioritaskan konsolidasi dari Danantara supaya mereka bisa jalan," ujar Erick, dikutip dari Antara, Rabu (23/4/2025).
Danantara, yang baru saja diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto pada 24 Februari 2025, bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam pengelolaan aset negara. Erick berharap masyarakat dapat memberikan waktu dan kesabaran kepada Danantara dalam proses konsolidasinya. "Danantara sedang konsolidasi operasional dan strategi investasi, kita kasih waktu mereka, kita juga mesti sabar," kata Erick.
Erick menegaskan bahwa Danantara akan dikelola dengan baik oleh tim yang kredibel. "Pemilihan orang-orang di Danantara, saya rasa orang-orang yang sangat kredibel," ujarnya. Tim ini dipilih berdasarkan kemampuan dan pengalaman mereka dalam bidang masing-masing, sehingga diharapkan dapat membawa Danantara ke arah yang tepat.
Sebagai langkah awal, Danantara telah mendapatkan komitmen investasi besar dari Qatar sebesar US$2 miliar atau sekitar Rp33,4 triliun. Investasi ini akan dialokasikan untuk sektor-sektor strategis seperti ketahanan pangan, energi, pengolahan bahan mentah, dan infrastruktur digital. CIO BPI Danantara, Pandu Sjahrir, menekankan bahwa proses investasi ini akan mengedepankan aspek transfer pengetahuan dan teknologi untuk menciptakan nilai tambah.
"Jadi bukan hanya, 'oh saya buka pabrik hanya buat cap saja, habis itu jual lagi keluar'. Itu nggak membawa nilai tambah. Jadi harus membawa nilai tambah tertentu yang bisa meningkatkan produktivitas dan output," tegas Pandu. Dengan pendekatan ini, diharapkan investasi yang masuk ke Danantara dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi ekonomi Indonesia.