Jakarta - Pemain bas era awal kelompok musik Dewa 19, Erwin Prasetya, meninggal dunia dalam usia 48 tahun pada Sabtu pagi, 2 Mei 2020. Ia wafat setelah mendapat perawatan di Rumah Sakit Sari Asih, Ciputat, Tangerang Selatan, atas penyakit asam lambung yang dideritanya.
Kabar duka pertama kali muncul melalui unggahan penyanyi Ari Lasso di laman Instagramnya. Mantan vokalis Dewa 19 itu mengunggah foto lawas bersama mendiang Erwin Prasetya sembari meminta kepada para penggemar untuk mendoakan almarhum agar mendapatan tempat yang layak di sisi Tuhan.
"Berita duka. Erwin Prasetya (no 3 dari kiri, sebelah @ahmaddhaniofficial) basis pertama @de19wa meninggal dunia tadi pagi," tulis Ari Lasso dalam keterangan unggahan, dikutip Tagar pada Sabtu, 2 Mei 2020.
"Kiranya Almarhum mendapat tempat terbaik di sisi NYA. Dan kluarga diberi kekuatan. Amin RIP Win.. #arilasso #erwinprast #dewa19," kata dia.
Informasi serupa juga diunggah oleh manajemen kelompok musik Dewa 19 melalui akun Instagram resmi mereka, dan menyebut kepergian Erwin Prasetya yang akrab disapa Pakde itu sebagai perjalanan perantauan ke akhirat.
"Innalillahi wainnailaihi roojiun, merantau paling awal ke next life dan akhirat, kita semua pasti menyusul," tulis akun Instagram @de19wa.
Jurnalis Tagar sudah menghubungi pihak keluarga Erwin Prasetya untuk mencari informasi lebih lanjut mengenai waktu mendiang mengembuskan napas terakhir hingga rencana pemakaman.
Namun hingga berita ini ditayangkan, masih belum mendapat respon dari Miranda, istri almarhum Erwin Prasetya.
Musisi Erwin Prasetya (ex-Dewa 19) saat berkunjung ke studio Tagar TV. (Foto: dok. Tagar)
Erwin Prasetya lahir pada 29 Januari 1972 di Surabaya. Namanya mulai dikenal publik ketika menjadi salah satu personil grup band yang cukup tersohor di tanah air yaitu Dewa 19.
Pria 48 tahun itu dikenal sebagai musisi, komposer, dan penulis lagu Indonesia. Selama bergabung dengan Dewa 19, ia kerap menggubah lagu yang kemudian populer di kalangan pencinta musik di tanah air.
Baca juga: Jenazah Erwin Prasetya Langsung Dibawa ke Surabaya
Sebut saja Kirana, Restoe Boemi, Kamulah Satu-satunya, Still I'm Sure We'll Love Again, Sebelum Kau Terlelap, dan Selatan Jakarta. Lagu-lagu tersebut kemudian menjadi hits sepanjang masa di belantika musik nasional. []