Jakarta – Penyedia layanan internet di Myanmar, termasuk badan usaha milik negara (BUMN) telekomunikasi, pada Kamis, 4 Februari 2021, memblokir akses ke Facebook di negara itu. Pemblokiran dilakukan beberapa hari setelah pemimpin militer merebut kekuasaan di negara itu.
Sebuah surat yang diunggah di internet oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi, Rabu, 3 Februari 2021, malam, mengatakan Facebook akan diblokir sampai 7 Februari 2021 demi menjaga stabilitas.
Militer melakukan kudeta tak berdarah pada 1 Februari 2021 subuh menjelang sidang cabinet setelah partai Aug San Suu Kiy dengan alasan terjadi kecurangan pemilu pada November 2020, tapi belakangan junta militer justru menuduh Suu Kiy melanggar UU Ekspor-Impor dengan memiliki 6 walkie-talkie ilegal.

Kelompok pemantau jaringan internet NetBlocks memastikan bahwa BUMN telekomunikasi Myanmar, yang katanya memiliki 23 juta pengguna, telah memblokir Facebook dan Messenger, Instagram, dan WhatsApp. Telenor Asa milik Norwegia itu mengatakan pihaknya juga memblokir Facebook guna mematuhi perintah tersebut. Juru bicara Facebook, Andy Stone, mengakui adanya gangguan itu.
Setengah dari penduduk Myanmar yang berjumlah 53 juta menggunakan Facebook, dan untuk banyak penduduk Myanmar Facebook itu mewakili keseluruhan internet.
Telenor mengungkapkan “keprihatinan serius” dengan perintah itu, yang katanya dikomunikasikan kepada semua operator dan penyedia layanan internet di Myanmar pada Rabu, 3 Februari 2021 (jm/em)/voaindonesia.com. []