Jakarta – Anis Hidayah Aktivis Hak Asasi Manusia menceritakan apa yang dilihatnya di Jalan Margonda Raya, Depok. Di mana jembatan penyebrangan orang berbahaya untuk dilalui terlebih untuk anak kecil.
“Misalnya kalau kita jalan ke Margonda, kalau kita mengamati jembatan penyebrangan itu aja kita bisa liat, semua jembatan penyebrangan itu kan kanan kirinya ada pagar tapi lubangnya gede semua.” jelasnya melalui webinar bertema ‘Akankan kita terus menjadi “Pengemis” Ketika berhadapan dengan pelayanan Publik di Depok?’ Pada Sabtu 28 November 2020.
Webinar bertema ‘Akankan kita terus menjadi “Pengemis” Ketika berhadapan dengan pelayanan Publik di Depok?’ Pada Sabtu 28 November 2020. (Foto: Tagar/Tangkapan layar YouTube Gerakan Depok Berubah)
Anis pun mengatakan, dibayangkan saja jika ada anak-anak yang menyebrang di jembatan tersebut sendiri dan tidak didampingi oleh orang tuanya maka dapat menjadi sebuah bahaya.
“Itu kan tidak ramah anak padahal Depok sejak tahun berapa mendeklarasikan sebagai kota ramah anak.” katanya.
Perlu diketahui, Depok telah meraih penghargaan Kota Layak Anak (KLA) selama tiga kali berturut-turut dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PPA) pada 2017, 2018, dan 2019 dengan predikat Nindya dan kategori yang sama.

Dirinya mengatakan dengan apa yang ada dan dilihat sehari-hari di Margonda saat masyarakat ingin pergi ke Jakarta atau di saat ingin bolak-balik dan sebagainya menunjukan dari pelayanan publik sederhana saja tak mampu menerjemahkan layanan publik yang ramah.
“Itu dari yang sederhana padahal layanan publik itu menyangkut seluruh hajat hidup kita semua, banyak sekali yang mesti dilihat kalau kita bicara layanan publik gitu.” ucap Anis Hidayah. []