Jakarta - Politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean mengkritisi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan karena tidak menepati janji saat kampanye Pilkada DKI 2017, dengan mengucap tidak akan melakukan penggusuran bila duduk di kursi DKI-1.
Teranyar, warga Jalan Sunter Agung Perkasa VIII, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, menjadi korban gusuran. Ferdinand mengecam langkah Anies yang telah mengenyampingkan sisi kemanusiaan.
Jangan dibiarkan rakyat menderita dan terlantar dengan alasan penataan. Faktanya memang rakyat tergusur.
"Tidak manusiawi menggusur secara mendadak seperti itu. Dan parahnya nasib warga tidak jelas usai digusur. Ini tidak manusiawi," kata Ferdinand kepada Tagar, Sabtu malam, 16 November 2019.
Ferdinand menilai, Gubernur DKI Jakarta yang sekarang sangat berhasrat mengubah tampilan wajah ibu kota. Namun menjadi ironi, karena tidak punya program konkret untuk mengubah nasib penduduk Jakarta.
"Fakta kemudian membuktikan bahwa janji (tidak menggusur) itu menjadi sebuah kebohongan seorang politisi yang setelah berkuasa kemudian berubah dan lebih mengutamakan ambisi pribadinya daripada mengedepankan sisi kemanusiaan," tuturnya.

Menjadi orang nomor satu di ibu kota, Anies dia pandang tidak peka terhadap kebutuhkan warga Jakarta. Ferdinand justru mencium gelagat jabatan DKI-1 bakal dijadikan batu loncatan menuju Pilpres 2024.
"Anies ingin membangun opini seolah dia sukses, karena itu akan menjadi tiket panggung politik lebih tinggi. Sayangnya, dia mungkin lupa bahwa rakyat sekarang semakin cerdas," ucapnya.
Terkait solusi penggusuran, Ferdinand menyarankan terdapat dua opsi utama yang harus dipenuhi Anies. Pertama, sebaiknya Gubernur DKI Jakarta segera memberikan kompensasi kepada warga yang terkena gusur. Kedua, memberikan hunian di rumah susun milik pemerintah daerah.
"Jangan dibiarkan rakyat menderita dan terlantar dengan alasan penataan. Ini hanya soal kata-kata saja. Penataan atau penggusuran tak perlu dipertentangkan, faktanya memang rakyat tergusur," kata Ferdinand Hutahaean. []