Jakarta, (Tagar 25/5/2018) - Hanung Bramantyo meluapkan kegembiraannya mendapat kesempatan menyutradarai film Bumi Manusia yang diangkat dari novel Bumi Manusia karya sastrawan besar Pramoedya Ananta Toer.
"Di bulan Puasa ini, saya mendapatkan dua hadiah terbaik dari Allah. Selain respon positif dari penonton #thegiftmovieid di hari pertama tayang, novel Bumi Manusia siap menjalani prosesnya menuju layar lebar. Bismillah! Mohon doa restunya. Alfatehah untuk beliau. Pramoedya Ananta Toer. Sang Maestro," tulis Hanung di akun Instagramnya.
Luapan kegembiraan Hanung itu disambut keriangan netizen.
"Kalaupun ingin mengangkat kisah tentang Minke, harusnya 'Sang Pemula' yang difilmkan terlebih dahulu, baru masuk ke Bumi Manusia," kata Delian Satria.
"Saya rasa Mas @hanungbramantyo akan lebih mengerti dan memahaminya. Karena dia juga salah satu pengagum tulisan Pak Pram sejak di bangku kuliah," Yeny Putri menanggapi.
"Iqbal pilihan yang tepat, Mas... membuat film ini viral bahkan sebelum dibuat," tulis Umie Syifa.
Film Bumi Manusia diproduksi Falcon Pictures, dengan Hanung Bramantyo sebagai sutradara, dan Salman Aristo sebagai penulis naskah. Bintang utamanya adalah Iqbaal Ramadhan yang sebelumnya populer memerankan tokoh Dilan dalam film Dilan 1990.
Pengambilan gambar untuk film ini dimulai Juli 2018, lokasi syuting di studio alam Gamplong di Yogyakarta, Semarang, dan Belanda.
Hanung menyebut momen ini seperti impian yang jadi kenyataan. Ia pertama membaca novel Bumi Manusia pada saat SMA kemudian membaca lagi pada saat kuliah. Ia sudah menginginkan menyutradarai film itu sejak lama.
Ketika ia mengunjungi Pram semasa hidup, ia utarakan langsung keinginan itu. Pram cuma ketawa, katanya. Waktu itu Pram cerita pada Hanung bahwa novel itu juga menarik minat sutradara Oliver Stone, tapi masih dipertimbangkan oleh Pram.
Pram, kata Hanung, waktu itu berkata, "Jadi mohon maaf kalau saya terkesan tidak mendukung seorang mahasiswa seperti Bung, karena saya adalah orang yang hidup dari menulis, jadi mohon bisa mengerti saya."
Mimpi Hanung kandas, sampai kemudian suatu hari datang tawaran membuat film Bumi Manusia, Hanung mengajak Salman Aristo, namun Salman menolak dengan alasan belum siap. Proyek itu tidak berlanjut.
Sejak itu Hanung terus berkarya termasuk membuat film biopik Ahmad Dahlan dalam Sang Pencerah, Soekarno sampai Kartini. Sampai akhirnya tawaran menghidupkan kisah Pram ke layar lebar kembali datang. Lagi-lagi Hanung meminta Salman untuk menulis naskah. Kali ini permintaan diterima.
"Barangkali dari perjalanan seperti itu saya dipertemukan kembali dengan Bumi Manusia. Mungkin kalau saat itu saya filmkan Bumi Manusia, itu akan jadi film periode pertama saya yang saya bikin dengan tidak maksimal karena saya masih belajar," ujar Hanung saat konferensi pers Bumi Manusia di Studio Alam Gamplong, Sleman, Yogyakarta, Kamis (24/5).
Bumi Manusia berkisah tentang romansa Minke pribumi revolusioner di zaman kolonial Belanda, dengan Annelies, gadis keturunan Belanda-Jawa. Ibu Annelies adalah seorang nyai bernama Nyai Ontosoroh.
Bumi Manusia merupakan buku pertama dari tetralogi Buru yang ditulis Pram ketika dipenjara di Pulau Buru. Pram menulis kisah ini di atas lembaran bekas bungkusan semen sebelum akhirnya ditulis pada 1975.
Novel yang kisahnya berlatar belakang kebangkitan nasional 1890-1918 ini sempat dilarang beredar pada masa orde baru. Kini buku tersebut sudah dicetak dalam 43 bahasa di seluruh dunia.
Bumi Manusia juga sudah diadaptasi ke dalam bentuk pementasan teater berjudul Bunga Penutup Abad pada 2016 yang dimainkan oleh Reza Rahadian, Happy Salma dan Chelsea Islan.
Nama besar Pramoedya Ananta Toer juga terdengar hingga ke Eropa. Novel Bumi Manusia juga pernah dijadikan materi kuliah sastra di universitas Queen Mary London. (af)