Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan ada tujuh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) penerima Penyertaan Modal Negara (PMN) selama periode 2018, yang mengalami kondisi sebelum kebangkrutan (distress). Satu di antaranya adalah PT Industri Kereta Api atau PT Inka.
Direktur Keuangan PT Inka Mardiannus Pramudya menuturkan penilaian melalui Z-Score Kementrian Keuangan itu merupakan hal yang penting bagi perusahaannya.
"Sangat kami perhatikan dan menjadi penyemangat dalam bertransformasi ke arah yang lebih baik," ujar Mardiannus Pramudya kepada Tagar, Rabu, 4 Desember 2019.
PT Inka kata dia melakukan transformasi dengan memperluas pangsa pasar kereta api hingga ke berbagai negara. Terbaru, perusahaan asal Madiun, Jawa Timur itu mengirimkan dua unit rangkaian kereta api ke Filipina atau Philippines National Railways dengan nilai kontrak sebesar Rp 792 miliar.

Belum lagi, total dari kontrak kerjasama yang tengah digarap PT Inka dengan pemesan asal Bangladesh, Vietnam, dan Zimbabwe. Maka, ia optimtis kondisi keuangan akan membaik.
"Kondisi keuangan perseroan akan terus tumbuh hingga tutup buku 2019. Selain itu perolehan laba yang cukup baik pada 2018 menjadi indikator bahwa kinerja perusahaan telah berjalan sebagaimana yang diharapkan," tutur dia.
Untuk itu, sambung Mardiannus Pramudya pihaknya berharap pemerintah terus memberikan perhatian kepada perseroan melalui injeksi PMN guna memperkuat struktur permodalan. Sehingga, kegiatan riset dan investasi dapat tetap dilakukan sebagai stimulus ekspansi pasar ekspor yang lebih luas.
"PMN juga kami alokasikan bagi peningkatan kompetensi SDM, menguasai teknologi, dan subtitusi bahan baku impor guna menaikan tingkat kandungan dalam negeri," ucapnya. []