Bandung - Saat pengukuhan pengurus daerah Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA) Jawa Barat periode 2020-2025 sabtu malam di Gedung Sate, Bandung Ganjar Pranowo yang menjabat sebagai Ketua Umum KAGAMA bercerita kalau dirinya pernah hidup susah saat kuliah di UGM,
“Saya dan yakin teman-teman disini (alumni UGM) pasti pernah merasakan hidup susah saat kuliah dulu. Kelihatan kan dari gurat dahinya itu, keliatan kita dulu susah banget. Tapi ya, sekarang saya lihat gurat dahi susah (orang susah-nya) berkurang sedikit-sedikit, kelihatan dari perutnya yang mulai membuncit yang menandakan hidup mulai senang tak susah-susah banget,” tutur Ganjar sambil tertawa,” Bandung, Sabtu, 7 Maret 2020.
Ia pun bercerita semasa kuliah dulu, kalau setiap harinya ia harus mengirit uang makan untuk makan sehari-hari. Getir kehidupan dirinya selama kuliah pasti dialami juga sebagian teman-teman KAGAMA yang kebetulan uang bulanannya pas-pasan. “Masih ingat 'kan, dulu kita kalau pas kuliah itu biasanya irit banget. Irit buat makan, tapi sekarang ndak (tidak) toh,” kata Ganjar, orang nomor satu di Jawa Tengah.
Selain Ganjar bercerita getirnya kehidupan jaman kuliah dulu, ia pun bercerita soal watak alumni UGM yang dinilainya lucu saat mencari pekerjaan. Lulusan UGM biasanya kalau mencari kerja jarang yang menuntut gaji besar, bandingkan dengan lulusan ITB yang biasanya menuntut gaji besar, kalau tak bergaji besar biasanya anak lulusan ITB tak mau, kalau UGM biasanya mau saja.
“Alumni (lulusan) UGM ini kalau disuruh (mencari) kerja lucu ya, mau dikasih berapapun mau aja. Jawabannya selalu terserah digaji berapa, makanya kalau saya lihat lulusan UGM itu banyaknya dapat NIP (atau PNS), tahu kan NIP itu? Narimo ing pangdum (menerima, ikhlas),” ujar dia.
Guyub, Rukun, Gayeng Migunani
Dengan watak tersebut (narimo ing pangdum) Ganjar berharap KAGAMA Jabar dan semua KAGAMA bisa tetap guyub, rukun, gayeng dan migunani ( berkumpul rukun, kebersamaan dan berguna untuk orang lain). “Mudah-mudahan kita tetap guyub, rukun, gayeng dan migunani ya,” harap Ganjar.
Ganjar pun menitipkan pesan untuk seluruh alumni UGM, terutama pengurus KAGAMA Jabar. KAGAMA Jabar harus bisa berkontribusi untuk masyarakat Jawa Barat, dan bisa berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, termasuk KAGAMA Jabar harus mulai banyak melibatkan alumni UGM dari kelompok muda, dan pihak lainnya.
“Saya pesan ya, banyak melibatkan kelompok muda (alumni UGM generasi muda) dan komunitas-komunitas, disini kan banyak komunitas ramai betul dan sangat kreatif. Hanya saja kurang difasilitasi, mudah-mudahan bisa KAGAMA fasilitasi,” pinta dia.
Selain itu, Ganjar pun meminta KAGAMA Jabar untuk melibatkan pihak lainnya dalam melakukan kegiatan sosial dan pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh KAGAMA. Ia pun berpesan agar semua kegiatan bisa dipublikasikan, sehingga eksistensi KAGAMA bisa semakin dikenal masyarakat banyak (Jawa Barat).
“Nanti saya minta semua kegiatan KAGAMA, kegiatan sosial atau apapun itu di-upload ya! Biar orang semakin tahu KAGAMA, walaupun tak banyak kegiatan ketua KAGAMA-nya yang diberitakan tapi atas nama KAGAMA,” pinta Ganjar.
Kenapa harus dipublikasikan tanya Ganjar? Sebab, kalau tak dipublikasikan masyarakat tak akan pernah tahu KAGAMA. Lagi pula zaman sekarang mudah memberikan kegiatan, tinggal upload (publikasi) bisa jadi viral. “Satu kegiatan itu bisa viral kemana-kemana, dan bisa jadi menginspirasi semua orang bahkan dunia. Makanya, semua di-upload ya,” ujarnya. []