Jakarta - Wakil Ketua Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad belum berani menanggapi komentar politikus Partai Demokrat Andi Arief yang menuding dua staf Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto ikut terseret dalam operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), pada Rabu malam, 8 Agustus 2020.
Teranyar, Firli Bahuri cs mengamankan Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan. Dasco enggan menanggapi pernyataan Andi Arief.
Untuk menghormati azas praduga tak bersalah, saya tidak akan komentar banyak.
Sebab, pihak KPK belum memberikan pernyataan resmi mengenai dugaan tindak pidana korupsi (Tipikor) yang melibatkan dua staf Sekjen PDIP.
"Mengenai masalah itu, saya juga baru dengar dari media dan itu belum ada statement resmi dari KPK. Nah mungkin untuk menghormati azas praduga tak bersalah, saya tidak akan komentar banyak soal yang masih dalam proses oleh KPK tersebut," katanya di Jakarta, Kamis, 9 Januari 2020.
Dasco kemudian merespons soal OTT kedua yang dilakukan KPK di awal tahun 2020. Dia meminta agar komisi antirasuah segera menyelesaikan persoalan tersebut sampai tuntas.
Wakil Ketua DPR RI itu mengaku prihatin terhadap OTT yang pada faktanya melibatkan seorang petinggi dari badan penyelenggara Pemilu.
"Pertama kami turut prihatin terhadap OTT yang terjadi, kemudian dengan mengedepankan azas praduga tak bersalah, kita juga minta supaya hal ini bisa diselesaikan secara tuntas oleh KPK," katanya.
Dasco juga menyebut dengan adanya OTT yang dilakukan KPK, maka dapat menjawab keraguan publik yang memandang lembaga antirasuah di tangan Firli Bahuri tidak dapat bekerja maksimal dengan adanya revisi UU.
Sejauh ini dia mengaku puas dengan kinerja Firli cs yang melakukan OTT selama dua hari berturut-turut. Sebelumnya, KPK mengamankan Bupati Sidoarjo Saiful Ilah.
"Bahwa ada anggapan KPK tidak bekerja setelah adanya revisi UU KPK kemudian sudah terjawab menurut kami," ujarnya.
Baca juga: Andi Arief: 2 Staf Hasto PDIP Terlibat Suap OTT KPU
Sebelumnya, Andi Arief mengaku miris mendengar kabar OTT yang dilakukan KPK terhadap Komisioner KPU Wahyu Setiawan, karena diduga turut melibatkan dua staf Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
Dikutip dari cuitannya di akun Twitter @AndiArief_, dia mengatakan Wahyu ditangkap bersama caleg dan staf sekjen partai pemenang Pemilu 2019 itu.
"Miris saya mendengar kabar OTT komisioner KPU bersama caleg partai suara terbesar Pemilu. Lebih miris lagi kabarnya bersama dua staf Sekjen partai tersebut. Sistemik?" kata dia, dilihat Tagar, Kamis siang, 9 Januari 2020.
Andi bahkan secara terang-terangan menyebut nama Hasto Kristiyanto dalam cuitan berikutnya. Menurutnya, apabila hal tersebut benar adanya terjadi, maka tidak ada yang perlu disesalkan.
"Jika benar ada dua staf sekjend Hasto Kristiyanto dengan inisial S dan D juga ikut OTT KPK bersama caleg partai tersebut, maka apa arti sebuah tangisan?" cuitnya.
Cuitan Andi Arief mengenai keterlibatan staf Hasto PDIP. (foto: Twitter/@AndiArief__).
Kendati demikian, Andi mengatakan bukan berarti dirinya merasa senang ada keterlibatan staf Sekjen PDIP yang diduga menyuap KPU kemudian terkena OTT oleh KPK.
Politikus asal Lampung itu menyayangkan partai yang memiliki lumbung suara terbesar dalam Pemilu 2019 dan berkuasa, malahan melakukan kejahatan politik sistemik untuk mengatur KPU.
"Saya tidak bergembira ada partai yang terlibat dalam suap menyuap dan di OTT KPK. Tidak elok ambil keuntungan di saat ada partai sedang sulit. Tapi partai pemenang pemilu dan berkuasa bisa mengatur Komisioner KPU ini kejahatan politik," ujar Politikus Demokrat Andi Arief. []