Jakarta - Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Arief Poyuono menilai posisi Komisaris Utama (Komut) Pertamina yang kini diduduki Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok merupakan batu loncatan menuju posisi menteri ataupun wakil presiden (wapres).
Arief menilai, Ahok yang dikenal berani sebagai pendobrak, tetap tidak akan membuat perubahan yang signifikan di perusahaan pelat merah tersebut.
Dia menganggap mantan Gubernur DKI Jakarta itu lebih sukses menjadi birokrat publik ketimbang menjadi bos korporasi.
Baca juga: Prabowo Curiga Komunis di Indonesia Masih Eksis
Tahun depan ini ada reshuffle dan Ahok dijadikan menteri oleh Pak Jokowi dan nantinya Ahok disiapkan jadi cawapres.
"Enggak akan banyak perubahan Pertamina. Ahok itu salah satunya hanya punya modal pengalaman di birokrasi, punya integritas, dia juga punya daya dobrak. Nah seharusnya dia jadi gubernur saja," katanya saat dihubungi Tagar melalui sambungan telepon, Senin, 25 November 2019.
Dia memandang, dalam sistem manajemen korporasi, suami Puput Nastiti Devi itu tidak memiliki pengalaman mengelola koor bisnis yang besar. Menurutnya, Ahok tetap lebih baik ditempatkan sebagai eksekutor.
"Ahok sendiri tidak menguasai. Komisaris utama itu kerjanya mengawasi. Tidak bisa mengambil sebuah keputusan korporasi," ujarnya.
Kendati Menteri BUMN Erick Thohir meyakini pria kelahiran Manggar, 29 Juni 1966 itu dapat melakukan pendobrakan di Pertamina, Arief tidak sependapat dengan hal tersebut. Sebab, kader PDI Perjuangan itu tidak memiliki jaringan bisnis global.
"Dan ini menjadi catatan juga, apakah nanti Ahok yang kata Erick jadi pendobrak. Saya sih enggak yakin. Mengurus bisnis migas ini enggak gampang. Bisnis migas itu berhubungan dengan gejolak ekonomi dunia," ucapnya.
Baca juga: Usulan Tsamara Amany PSI Tidak Dipikirkan Jokowi
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono. (Foto: Istimewa)
"Bisnis migas bukan kayak dagang kelontongan. Itu perlu dicatat. Saya melihat Ahok ini menjadi Komut cuma untuk batu loncatan nanti dia jadi menteri. Karena saya yakin tahun depan Pak Joko Widodo akan melakukan reshuffle besar-besaran," ujar Politikus Gerindra itu.
Tingginya ekspektasi publik terhadap kinerja Ahok yang dinilai dapat seketika menyulap Pertamina menjadi lebih baik, Arief tidak sependapat akan hal itu, karena penempatan posisinnya saat ini dinilainya kurang tepat.
"Kalau kemampuan Ahok sebagai Komut sampai bisa berdampak pada harga BBM atau keuntungan BBM, saya sih enggak yakin. Masyarakat mana memberikan harapan? Masyarakat netizen yang ada di dunia maya atau masyarakat yang ada di Indonesia," tuturnya.
Lantas Arief membandingkan kemampuan mantan Gubernur DKI Jakarta itu dengan para petinggi migas di berbagai negara. Dikatakan dia, Ahok hanya mengerti sebatas bisnis kontraktor dan supplier di daerah, sementara di bidang migas bisa dibilang masih hijau.
"Coba lihat para petinggi-petinggi atau CEO di perusahaan minyak dunia, semuanya punya pengalaman. Ini yang saya sayangkan dari Pak Joko Widodo," kata dia.
Baca juga: Prabowo Libatkan ASEAN Tangkal Pergerakan Teroris
Menurutnya, langkah Jokowi untuk kembali menaruh kepercayaan kepada BTP yang karirnya sempat anjlok karena dipenjara, arahnya tetap memproyeksikan dia menjadi menteri atau wakil presiden pada tahun-tahun mendatang.
"Ini batu loncatan saja untuk Ahok dari Pak Joko Widodo. Saya yakin, tahun depan ini ada reshuffle dan Ahok dijadikan menteri oleh Pak Jokowi dan nantinya Ahok disiapkan jadi cawapres," kata Arief Poyuono. []