Giwo Tak Suka Istilah Emak-emak, Ia Nyaman dengan Ibu Bangsa

Ketua Kowani Giwo Rubianto Wiyogo berterus terang dirinya tak suka istilah emak-emak, ia nyaman dengan sebutan Ibu Bangsa.
Ketua Umum Kowani Giwo Rubianto Wiyono (kiri) dan Menteri BUMN Rini Soemarno (kanan) bersama istri Gubernur DIY GKR Hemas (tengah) berjalan saat pembukaan Sidang Umum International Council of Woman (ICW) ke-35 di Hotel Inna Garuda, DI Yogyakarta, Kamis (13/9/2018). Sidang Umum ICW ke-35 dam Temu 1.000 Organisasi Perempuan Indonesia tersebut berlangsung pada 13 hingga 18 September 2018. (Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah)

Yogyakarta, (Tagar 15/9/2018) - Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Giwo Rubianto Wiyogo kurang nyaman dengan istilah kekuatan emak-emak atau the power of emak-emak.

"Sorry, tak ada the power of emak-emak, yang ada 'the power of Ibu Bangsa," kata Giwo saat menyampaikan laporan pada upacara pembukaan resmi Sidang Umum ke-35 International Council of Women (ICW) di Yogyakarta, Jumat (14/9) dilansir Antara.

The power of emak-emak akhir-akhir ini menjadi populer, ada yang menggunakan sebutan itu untuk menunjukkan pasangan bakal capres Prabowo Subianto dan cawapres Sandiaga Uno.

Pada acara Sidang Tahunan MPR tanggal 16 Agustus lalu, Ketua MPR Zulkifli Hasan juga menyebut "emak-emak".

The power of emak-emak juga merupakan judul sinetron di sebuah stasiun televisi dengan bintang antara lain Della Puspita, Oka Sugawa, dan Risma Nilawati.

Giwo menegaskan, bahwa yang ada adalah the power of mother atau kekuatan ibu.

"Ibu bangsa sejati, bukan emak-emak," katanya.

Pada akhir sambutannya, Giwo mendoakan Presiden Joko Widodo dapat melangsungkan tugasnya kembali untuk masa-masa mendatang.

Baca juga: BUMN Dukung Temu Nasional Seribu Organisasi Perempuan di Jogja

Rangkaian acara itu telah didahului dengan Pertemuan Dewan Direktur ICW pada 11-12 September 2018, Pembukaan Sidang Umum ke-35 ICW pada 13 September 2018, Temu Nasional Seribu Organisasi Perempuan Indonesia pada 13-14 September 2018, Upacara Pembukaan oleh Presiden Joko Widodo pada 14 September 2018, pelaksanaan sidang-sidang dalam Sidang Umum ke-35 pada 14-18 September 2018, berkunjung ke Balai Ekonomi Desa pada 18-19 September 2018 di sekitar kawasan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, dan Pertemuan Dewan Direktur Baru ICW pada 20 September 2018.

Sidang Umum ke-35 ICW dan Temu Nasional Seribu Organisasi Perempuan Indonesia diselenggarakan oleh ICW dan Kowani serta didukung penuh oleh Kementerian BUMN dan 35 BUMN yang berpartisipasi langsung.

Hadir pada acara bersama Kepala Negara itu Menteri BUMN Rini Soemarno, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X beserta istri GKR Hemas, Presiden ICW Jungsook Kim beserta delegasi ICW dari 19 negara, direksi BUMN, dan ribuan perempuan dari seluruh Tanah Air.

Kegiatan Sidang Umum ke-35 ICW dan Temu Nasional Seribu Organisasi Perempuan Indonesia dihadiri 169 pimpinan organisasi perempuan yang tergabung di ICW, serta 1.000 pimpinan organisasi perempuan dan 2.050 peserta dari seluruh Indonesia.

Baca juga: Seraut Wajah Teuku Zacky Dalam Pertemuan Seribu Organisasi Perempuan

Wakil Presiden ICW

Sehari kemudian, Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Giwo Rubianto Wiyogo terpilih sebagai salah satu Wakil Presiden Dewan Perempuan Nasional (ICW) untuk periode tiga tahun ke depan.

Dalam pemungutan suara berlangsung di Hotel Grand Inna Malioboro Yogyakarta, Sabtu (15/9) Giwo berhasil memperoleh sebanyak 62 suara.

Giwo menjadi salah satu dari lima Wakil Presiden ICW terpilih, dari tujuh kandidat yang diajukan dalam pemungutan suara.

Ketujuh kandidat dalam pemilihan Wakil Presiden ICW antara lain, Linda C Liu (Taiwan) dengan perolehan 96 suara, Doris Bingley (Malta) 91 suara, Jamal Hermes Ghibril (Lebanon) 84 suara, Fatma Fatos Inal (Turki) 69 suara, Giwo Rubianto Wiyogo (Indonesia) 62 suara.

Sementara dua kandidat lain yang tidak terpilih ialah Monthip Sriratana Tabucanon (Thailand) dengan perolehan 35 suara dan Pushpa Hedge (India) 54 suara.

Giwo merupakan Ketua Umum Kowani, sebuah organisasi perempuan tertua dan terbesar di Indonesia dengan jumlah anggota keseluruhan mencapai 62 juta perempuan di seluruh Indonesia. []

Berita terkait
0
Kesengsaraan dalam Kehidupan Pekerja Migran di Arab Saudi
Puluhan ribu migran Ethiopia proses dideportasi dari Arab Saudi, mereka cerita tentang penahanan berbulan-bulan dalam kondisi menyedihkan