Jakarta - Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) mengajak semua elemen bangsa fokus kepada penanganan virus corona di Indonesia dibandingkan saling serang di media sosial.
Pernyataan Said Didu dan Faisal Basri terkait Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan hanya memperkeruh suasana.
Seruan GMKI berdasarkan unggahan eks Staf Khusus Menteri ESDM, Muhammad Said Didu dan ekonom Faisal Basri yang mengkritik Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan di media sosial. GMKI menilai unggahan itu hanya membuat gaduh saja.
"Pernyataan Said Didu dan Faisal Basri terkait Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan hanya memperkeruh suasana, menyesatkan masyarakat, dan tidak berdampak positif terhadap upaya pencegahan dan penanganan Wabah Covid-19," kata Ketua Bidang Aksi dan Pelayanan, Pengurus Pusat GMKI, E.F Pranoto kepada Tagar, Selasa, 7 April 2020.
Menurut Pranoto, upaya memperkeruh suasana di tengah waspada Covid-19 sebaiknya disudahi. GMKI meminta agar para tokoh politik tidak saling menyerang di tengah kondisi wabah corona. "Covid-19 ini merupakan musibah kita bersama, sehingga hari ini yang kita butuhkan adalah persatuan Indonesia, solidaritas seluruh anak bangsa," ujarnya.
Petugas memeriksa suhu tubuh warga yang melintas di Jalan Bintara Raya, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu, 4 April 2020, untuk mencegah penyebaran virus corona Covid-19. (Foto: Antara/Suwandy)
Pranoto juga mengkritisi unggahan Said Didu dan Faisal Basri yang disebutnya 'menyerang' Luhut. Menurut dia, kritik yang ditujukan kepada Luhut sebaiknya diikuti data penunjang yang akurat sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. "Bukan karena subjektifitas dan memberikan informasi yang menyesatkan (hoaks)," tutur dia.
Atas apa yang telah dilakukan pemerintah menangani permasalahan terkait wabah corona di Tanah Air, kata Pranoto, GMKI mengapresiasinya. Dia mengatakan pemerintah dan seluruh elemen masyarakat telah bergotongroyong dalam penanganan dan pencegahan Covid-19. Namun, kebijakan sebaiknya diiiringi dengan stabilitas stok pangan di seluruh wilayah Indonesia.
"Meminta pemerintah dan lembaga masyarakat untuk memperhatikan ketersediaan bahan pokok makanan bagi seluruh masyarakat, terkhusus rakyat miskin dan kurang mampu agar mereka tetap memiliki stok makanan di masa pembatasan sosial mengatasi penyebaran virus corona ini," kata Pranoto.
Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 hingga pukul 12.00 WIB, Senin 6 April 2020, kasus positif corona di Indonesia berjumlah 2.491 orang. Jumlah itu naik 218 kasus dari hari sebelumnya berjumlah 2.273 orang.
Peningkatan juga terus terjadi pada angka kematian pasien Covid-19 di Indonesia. Sampai 6 April 2020, tercatat sudah 209 pasien positif Covid-19 meninggal dunia di Tanah Air.
Angka kematian pasien positif virus corona juga terus merangkak naik hingga Senin, 6 April 2020, tercatat 209 orang meninggal dunia. Sementara pasien yang berhasil sembuh bertambah menjadi 192 orang. []