Singapura - Gojek membantah laporan yang menyebutkan bahwa perusahaan transportasi berbasis aplikasi itu tengah mengadakan pembicaraan untuk merger atau penggabungan usaha dengan Grab. Hal itu dikatakan seorang juru bicara Gojek kepada The Business Times, Selasa, 25 Februari 2020.
Sebelumnya The Information melaporkan bahwa kedua perusahaan start up kategori dekacorn atau memiliki valuasi lebih dari 10 juta dolar AS itu tengah mengadakan pembicaraan tentang potensi merger. Kabarnya pembicaraan telah dilakukan secara insentif.
Mengutip orang-orang yang akrab dengan masalah ini, The Information menyebutkan, tim manajemen kedua perusahaan telah melakukan pembicaraan serius tentang potensi merger dalam beberapa bulan terakhir. Pada awal Februari, Presiden Grab Ming Maa dan kepala eksekutif Gojek Andre Soelistyo dikatakan telah menghadiri diskusi terbaru.
Kata penjelasan The Information, siapa yang akan menjadi pengendali entitas gabungan itu menjadi kendala pembicaraan antara kedua perusahaan start up itu. Gojek dikabarkan tidak ingin operasionalnya diserap ke Grab. Sementara Grab kabarnya ingin menjadi pengendali, termasuk operasi di Indonesia.

Selain itu, yang juga menjadi ganjalan untuk merger adalah terkait dengan regulasi. Hal ini mengingat akuisisi sebelumnya Grab atas bisnis Uber di Asia Tenggara dinilai melanggar undang-undang anti persaingan usaha di Singapura.
Baru-baru ini Grab mendapatkan kucuran dana segar lebih dari 850 juta dolar AS (Rp 11,9 triliun) dari Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG) Jepang dan TIS Inc, penyedia pusat data dan layanan cloud. Dana segar itu untuk pendanaan membuat berbagai layanan keuangan, termasuk kebijakan asuransi dan pinjaman yang tersedia untuk pengguna Grab, Blomberg News melaporkan.
Sebelumnya pada Maret 2019, Grab meraih pendanaan hampir senilai 1,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp 28 triliun dari Softbank untuk memperkuat pasar di Asia Tenggara. "Investasi ini menunjukkan kepercayaan mereka pada strategi aplikasi super Grab dan kemampuan kami untuk membangun bisnis jangka panjang yang berkelanjutan," kata Presiden Grab, Ming Maa.
Laporan The Information itu ditepis oleh juru bicara Gojek. "Tidak ada rencana untuk merger apa apun. Laporan media baru-baru ini mengenai diskusi seperti itu tidak akurat," kata juru bicara Gojek seperti diberitakan dari straitstimes.com, Selasa, 25 Februari 2020. Sementara pihak Grab menolak berkomentar.[]