Jakarta – Google, pada hari Rabu, 16 Februari 2022, mengatakan berencana untuk membatasi pelacakan dan pembagian data untuk pengguna sistem operasi Android, yang digunakan oleh 2,5 miliar lebih orang di seluruh dunia.
Perubahan, yang belum akan berlaku setidaknya selama dua tahun itu, muncul sebagai tanggapan atas meningkatnya tekanan pada perusahaan teknologi tersebut untuk meningkatkan privasi dengan membatasi pelacakan.
Google, yang mendominasi pasar periklanan online, saat ini menentukan ID atau identifikasi untuk setiap perangkat Android dan kemudian mengumpulkan data yang sangat berharga tentang pengguna yang memungkinkan pengiklan menarget mereka dengan iklan berdasarkan minat dan aktivitas pengguna.
Google mengatakan akan menguji alternatif untuk ID tersebut atau menghapus sepenuhnya. “Solusi ini akan membatasi pembagian data pengguna dengan pihak ketiga dan beroperasi tanpa aplikasi lintas identifikasi, termasuk ID iklan,” kata perusahaan itu dalam sebuah posting blog. “Kami juga menjajagi teknologi yang mengurangi potensi pengumpulan data rahasia.”
"Tujuan kami .... adalah untuk mengembangkan solusi periklanan yang efektif dan meningkatkan privasi, di mana pengguna tahu informasinya dilindungi, dan pengembang serta bisnis memiliki alat untuk sukses pada perangkat seluler," tambah Google.
Langkah Google menyusul pengumuman Apple tahun lalu bahwa perusahaan itu akan memungkinkan pengguna memutuskan apakah mereka ingin dilacak atau tidak.
Google menurut Harian The Washington Post meraup 61 miliar dolar AS dalam pendapatan iklan pada kuartal keempat tahun 2021 (my/jm)/voaindonesia.com. []
Google Meet Rilis Fitur Live Captions Dalam Bahasa Baru
Google Gabungkan Meet dan Duo untuk Saingi Zoom
Cara Mendapatkan Uang dari Google Podcast
Kaitkan Keffiyeh dengan Teroris, Google Bentuk Narasi Negatif Palestina