Jakarta - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri menyatakan buku Why Nations Fail telah dibacanya pada 2012, bukan 2002 seperti yang disebutkan sebelumnya saat memberikan sambutan sambil menyinggung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam acara yang digelar KPK, Selasa, 24 November 2020.
Polisi aktif dengan pangkat Komisaris Jenderal itu pun mengklarifikasi bahwa dirinya hanya salah mengucap tahun setelah membaca buku tersebut.
Bukunya masih saya simpan di perpustakaan saya.
"Tadi pagi saya menyampaikan kalau Pak Anies (Anies Baswedan) baca How Democracies Dies. Saya lihat bahwa ada yang baca buku Why Nations Fail. Nah, saya sudah lama baca buku itu, maksudnya saya baca Why Nations Fail tahun 2012, buku ini yang saya maksud," kata Firli dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, 24 November 2020.
Baca juga: Anies Baca How Democracies Die, Gerindra: Mungkin Santai
Ketua KPK itu pun mengaku buku Why Nations Fail yang dibacanya itu adalah edisi pertama yang dipublikasikan di Inggris Raya pada tahun 2012 dan bukan terjemahan dalam bahasa Indonesia.
"Buku Why Nations Fail yang saya maksud yang saya sudah baca pada tahun 2012, edisi asli yang di-publish pertama di Inggris Raya tahun 2012 (bukan terjemahan Indonesia). Bukunya masih saya simpan di perpustakaan saya," ujarnya.

Sebelumnya, Firli Bahuri menyinggung unggahan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di media sosial (medsos) yang tengah membaca buku berjudul 'How Democracies Die'.
Baca juga: Firli Bahuri Singgung Anies Baswedan Baru Baca How Democracies Die
"Kemarin saya lihat ada di media, Pak Anies membaca How Democracies Die. Bukunya ada itu sudah lama tahun 2002. Saya sudah baca buku itu. Kalau ada yang baru baca sekarang, kayak baru bahwa itu udah lama," ujar Firli dalam acara Serah Terima Barang Rampasan dari KPK yang disiarkan YouTube KPK, Selasa, 24 November 2020.
Diketahui, Anies mengunggah foto sedang membaca buku di media sosial Instagram miliknya pada Minggu, 22 November 2020. Unggahan Anies tersebut sontak menjadi pembicaraan warganet, bahkan buku tersebut kini laris diburu.
Politisi Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menyebut hal itu sebagai salah satu kebiasaan santai Anies di hari Minggu.
"Ya, saya pikir yang di-upload Pak Anies itu biasa saja. Itu mungkin lagi santai-santai di hari Minggu," tutur Dasco di Kompleks Parlemen Gedung DPR RI, Senin, 23 November 2020. []