Yogyakarta - Pemerintah Daerah (Pemda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berharap dua kawasan ekonomi khusus (KEK) menjadi penggerak ekonomi masyarakat. Salah satunya Kawasan Industri Piyungan di Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul.
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X mengungkapkan Kawasan Industri Piyungan menjadi contoh dalam mendirikan industri kreatif. Sebab, mereka menerapkan pola produksi melalui pekerjaan rumah, namun bisa mengekspor produk-produknya.
Raja Keraton Yogyakarta ini menilai pemilihan proyek investasi unggulan sebaiknya padat karya, sehingga bisa melibatkan masyarakat.
“Hal ini bisa membantu mengatasi persoalan mendasar di DIY yakni ketimpangan wilayah,” kata Sultan dalam sambutannya pada pertemuan rutin tahunan Bank Indonesia (BI) 2019 di Kantor Perwakilan BI DIY, Kamis, 5 Desember 2019.
Pemda DIY sendiri sudah menyiapkan hampir seratus tenaga pemberdayaan masyarakat yang bertugas melakukan pendampingan dan pelatihan kerja. Mereka diterjunkan di 40 desa di sekitar Kawasan Industri Piyungan.
Langkah Pemda DIY ini tidak sekedar memberi tambahan pendapatan bagi ibu rumah tangga di sekitar Piyungan, namun juga upaya mengurangi angka pengangguran.
Hal ini bisa membantu mengatasi persoalan mendasar di DIY yakni ketimpangan wilayah.
Kawasan Industri Piyungan punya potensi besar berkembang pesat, terlebih akses transportasi akan semakin mudah dengan keberadaan jalan tol yang menghubungkan Yogyakarta dengan daerah lain. Seperti tol Yogyakarta - Solo, tol Yogyakarta - Semarang dan tol Yogyakarta - Cilacap.
Kawasan Industri Piyungan memiliki 20 hektare. Sejumlah perusahaan sudah beroperasi di sana seperti perusahaan tekstil, kosmetik, aksesori, mainan anak dan lainnya. Dalam waktu dekat tiga investor dari Thailand berminat masuk ke Kawasan Industri Piyungan.

Dalam pertemuan itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) DIY Budi Wibowo mengatakan Pemda DIY sudah menyiapkan langkah untuk menjaga keberlangsungan pertumbuhan ekonomi melalui investasi di bidang infrastruktur bangunan.
Sejumlah rencana pembangunan infrastruktur baru disiapkan, seperti pembangunan jalan tol, ring road outer dua, aerotropolis, dan rel kereta api. “Tinggal masyarakat saja yang menyiapkan diri, siap tidak Yogyakarta menjadi metropolitan,” ujarnya.
Mantan Sekretaris Daerah Kulon Progo ini mengungkapkan pada 2020 sampai 2022 pembangunan infrastruktur itu harus mulai berjalan. Tujuannya, supaya investasi di DIY tetap berjalan dan perekonomian tumbuh. Invetasi pembangunan pabrik di DIY juga sudah mulai masuk.
Budi mengatakan permintaan datang dari tiga insvestor yang berasal dari Thailand untuk membangun pabrik boneka dan fashion di Kawasan Industri Piyungan. "Sebenarnya bisa langsung masuk kalau kami mengiyakan, tetapi sekarang masih dalam tahap diskusi soal teknis lahan,” ucapnya.
Menurut Budi, keterbatasan lahan di DIY menjadi kendala membangun pabrik. Pemda DIY hanya bisa menyediakan lahan sampai 20 hektare dan menawarkan solusi untuk memberdayakan masyarakat bekerja di rumah masing-masing. Sehingga, kawasan industri hanya diperuntukkan bagi finishing produk. []
Baca Juga:
- Sultan Minta Sirip Malioboro Yogyakarta Ditata
- Pesan Sultan Soal Izin Pendirian Hotel di Yogyakarta
- 140 Penerbangan Pindah dari Adisutjipto ke Bandara YIA