Denpasar - Perayaan Hari Raya Nyepi berbeda dibandingkan tahun sebelumnya. Akibat pandemi Covid-19 atau virus corona, Pemerintah Provinsi Bali membuat sejumlah kebijakan baru saar perayaan Hari Raya Nyepi.
Sejumlah upacara menyertai Hari Raya Nyepi yang biasa menjadi daya tarik wisata buat para turis pun harus disesuaikan dengan perkembangan dengan pandemi Covid-19. Setelah arak-arakan ogoh-ogoh ditiakan di malam menjelang Nyepi, begitu juga dengan Hari Ngembak Geni.
Hal ini sebagai upaya pencegahan paling efektif dengan cara membatasi aktivitas di luar rumah dan mengurangi interaksi dengan orang lain mengingat pada hari tersebut masyarakat Hindu Bali biasanya banyak melaksanakan kunjungan antar warga antar keluarga di wilayah lain dan ke tempat wisata
Ketua Satgas Penanggulangan Covid-19 Bali Made Dewa Indra menegaskan berdasarkan imbauan Gubernur Bali I Wayan Koster, meminta kepada masyarakat untuk tetap berada di rumah saat upacara Hari Ngembak Geni yang akan dilakukan Kamis, 26 Maret 2020.
"Hal ini sebagai upaya pencegahan paling efektif dengan cara membatasi aktivitas di luar rumah dan mengurangi interaksi dengan orang lain mengingat pada hari tersebut masyarakat Hindu Bali biasanya banyak melaksanakan kunjungan antar warga antar keluarga di wilayah lain dan ke tempat wisata," ujar Dewa Indra.
Terkait imbauan ini, Dewa Indra juga menegaskan bahwa pada tanggal 26 Maret 2020, pelabuhan, Bandara I Gusti Ngurah Rai serta jalan utama jalur logistik akan beroperasi seperti biasa.
Bandara Ngurah Rai dan Pelabuhan hanya tutup selama 24 jam pada tanggal 25 Maret karena Hari Raya Nyepi. Sementara warga Bali jika tak ada kondisi darurat dan keadaan mendesak harus tetap dirumah pada Kamis 26 Maret 2020.
"Kami kembali mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap tenang. Pemerintah terus berusaha dan bergotong royong melakukan upaya untuk pencegahan penyebaran virus corona," kata dia.
Sekadar diketahui, dalam perayaan hari raya umat Hindu itu terdapat sejumlah upacara dan kegiatan. Melalui Nyepi, masyarakat Hindu Bali memaknai pergantian Tarikh Saka sebagai bagian dari introspeksi diri. Sekaligus, merayakan persatuan, kebangkitan, dan juga pembaharuan.
Ketika merayakan Nyepi, umat Hindu Bali mesti mentaati empat Brata Penyepian, yaitu Amati Geni (tidak berapi-api, tidak menggunakan atau menghidupkan api), Amati Karya (tidak bekerja), Amati Lelungan (tidak bepergian), dan Amati Lelanguan (tidak mendengarkan hiburan). []