Jakarta - Koordinator Masyarakat Anti Korupsi (MAKI) Boyamin Saiman menilai kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di bawah kepemimpinan Firli Bahuri sangat tidak bertaring.
Untuk mengusut kasus dugaan suap pergantian antar waktu (PAW) anggota DPR yang melibatkan eks caleg PDI Perjuangan (PDIP) Harun Masiku saja, hingga kini KPK bak jalan di tempat.
"Harun Masiku yang jelas-jelas (di) dalam negeri saja enggak mampu, ya otomatis gagal kerja. Khusus Ketua KPK Firli (Bahuri), hanya omong doang atau omdo," ujar Boyamin Saiman kepada Tagar, Kamis, 13 Februari 2020.
Baca juga: PA 212 dan FPI Berencana Melengserkan Firli Bahuri
Menurutnya, mantan Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Polri itu sudah berulang kali membuat pernyataan bahwa KPK akan menangkap Harun Masiku, hingga Boyamin jemu dibuatnya.
Namun, dalam kenyataannya, lembaga antirasuah tidak kunjung membekuk tersangka penyuap Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan. Boyamin mendorong Firli Bahuri bersikap tegas, agar kepercayaan publik kepada KPK tidak luntur.
Baca juga: MAKI Khawatir Harun Masiku Tewas Dibunuh
Ketua KPK Firli Bahuri sedang masak nasi goreng. (foto: istimewa).
"Firli berkali-kali statement akan menangkap Harun Masiku. Tapi nyatanya hingga saat ini masih gagal," ujarnya.
Boyamin kemudian membandingkan kinerja KPK era Firli Bahuri dengan sebelumnya, yang berhasil menjaring koruptor dari tempat pelariannya di kawasan Amerika Selatan.
Khusus Ketua KPK Firli (Bahuri), hanya omong doang atau omdo
"Gak ada kinerjanya jika dibandingkan pimpinan (KPK) sebelumnya yang berhasil memulangkan tersangka M. Nazaruddin dari Kolombia dan tersangka Nunun Nurbaiti dari Thailand," ucapnya.
Sebelumnya, KPK telah menetapkan empat orang tersangka kasus dugaan suap dalam proses pergantian antarwaktu atau PAW terkait penetapan anggota DPR periode 2019-2024.
Keempat orang itu adalah eks Komisioner Komisi Pemilihan Umum Wahyu Setiawan, eks anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Agustiani Tio Fridelina, eks caleg PDIP Harun Masiku, dan Saeful Bahri yang disebut-sebut sebagai staf-nya Hasto Kristiyanto.
Selain Wahyu, Agustiani, dan Saeful, hanya Harun Masiku yang belum mengenakan rompi oranye KPK. Keberadaan nama terakhir hingga saat ini masih belum diketahui. Padahal, mantan kader Partai Demokrat itu telah masuk ke dalam daftar pencarian orang (DPO) atau buronan. []