Hati-hati Konsumsi Klorokuin, Obat Virus Corona

Klorokuin dianggap mampu mengobati virus Corona. Namun jangan sembarang mengonsumsinya karena termasuk kategori obat keras.
Ilustrasi obat Corona. (Foto: Pixabay/kollsd)

Yogyakarta - Masyarakat diimbau tidak sembarangan mengonsumsi obat klorokuin walau dianggap mampu mengobati virus Corona atau Covid-19. Pasalnya, obat tersebut masuk dalam kategori obat keras dan memiliki efek samping.

"Klorokuin hanya bisa diperoleh dengan resep dokter karena obat keras," ucap Guru Besar Farmasi UGM, Profesor Zullies Ikawati pada Selasa, 24 Maret 2020.

Menurutnya, obat itu sebaiknya digunakan bagi mereka yang sudah positif kena atau terduga terjangkit Covid-19. Sebelumnya, pemerintah memesan dua jenis obat untuk Covid-19 yakni Klorokuin dan Favipiravir (Avigan).

Klorokuin awalnya adalah obat antimalaria yang kemudian digunakan juga sebagai imunosupresan pada pasien dengan penyakit autoimun, seperti lupus atau artritis rematoid. Belakangan, Klorokuin juga disebut memiliki efek antiviral, dan bahkan dipakai untuk mengatasi Covid-19 di Tiongkok.

Klorokuin memang dilaporkan memiliki efek antiviral yang kuat terhadap virus SARS-CoV. Obat ini bekerja dengan mengikat reseptor seluler angiotensin-converting enzyme 2 (ACE2) yang merupakan tempat masuknya virus SARS-CoV sehingga menghambat masuknya virus ke dalam sel,” ungkapnya.

Selain itu, kata Zullies, klorokuin mampu meningkatkan pH endosomal yang menyebabkan hambatan replikasi virus karena replikasi virus membutuhkan suasana asam. Namun demikian, sebagai obat dengan kategori obat keras harus digunakan dengan resep dokter dan sebaiknya digunakan untuk yang sudah positif atau tersangka.

“Bila tidak terkena lalu mengonsumsi maka efeknya tidak kecil seperti gangguan penglihatan dan terjadinya abnormalitas pada jantung,” katanya.

Klorokuin hanya bisa diperoleh dengan resep dokter karena obat keras.

Ia menyarankan agar masyarakat juga tidak menimbun dua macam obat tersebut. Sebaliknya, ia menganjurkan untuk tetap menjaga kesehatan dengan meningkatkan sistem imun daya tahan tubuh melalui menjaga kebersihan dan berolahraga secara teratur. ”Sering cuci tangan, hindari kerumunan, jaga jarak dan jangan stres. Tetap waspada tapi tidak panik,” ujarnya.

Soal khasiat mengonsumsi jahe merah untuk mencegah Covid-19, menurutnya belum bisa dibuktikan karena diperlukan penelitian lebih lanjut, “Efektif atau tidaknya belum bisa dibuktikan karena penyakitnya saja baru berlangsung. Khusus untuk jahe merah masih dalam penelitian. Jadi, untuk efektif atau tidaknya harus dicoba dulu,” katanya.

Untuk mencegah terkena virus Corona ini ia menganjurkan untuk mengonsumsi makanan bergizi dan melakukan olahraga secara teratur. Bisa dengan melakukan olahraga di rumah seperti senam atau olahraga ringan minimal 30 menit sehari.

Dia mengatakan, ada pasien yang bisa sembuh Corona, namun tidak sedikit yang meninggal setelah dinyatakan positif, hal ini lebih banyak dijumpai pada pasien yang lanjut usia. Selain itu juga memiliki penyakit penyerta seperti jantung, hipertensi, dan diabetes. “Mungkin kondisi itu yang memperberat infeksinya,” imbuhnya.

Sementara pasien positif Covid-19 yang bertahan hidup dan berhasil sembuh, ia menilai pasien tersebut mendapatkan terapi pada saat yang tepat dan memiliki sistem imun yang lebih baik sehingga lebih cepat mengeliminasi virusnya. []

Baca Juga:

Berita terkait
Psikolog UGM: Siasat Atasi Paranoid Covid-19
Banyak orang mengalami insecure dengan virus Corona. Pakar UGM Yogyakarta Prof. Koentjoro memberi strategi mengatasinya.
Sosok Guru Besar UGM Positif Covid-19 yang Meninggal
Di mata sivitas UGM Yogyakarta, almarhum Prof. Iwan dikenal sosok yang santun, berbicara lembut dan solitif dalam menghadapi persoalan.
Guru Besar UGM Yogyakarta Positif Covid-19 Meninggal
Guru Besar UGM Yogyakarta yang positif mengidap virus Corona, Prof Dr Iwan Dwiprahasto, meninggal dunia di RSUP Sardjito.