Yogyakarta - Ratusan mahasiswa dan warga Papua di Yogyakarta yang tergabung dalam Persatuan Rakyat untuk Pembebasan Papua Barat (PRPPB) menggelar aksi damai, Selasa 20 Agustus 2019.
Salah satu poin penting dalam aksi damai ini, PRPPB meminta semua pihak, khususnya TNI/Polri menghentikan provokasi kepada warga untuk memperkeruh suasana.
"Hentikan provokasi warga yang tidak tahu menahu tentang politik Papua Merdeka. NKRI harga mati," kata peserta aksi Rico, 30 tahun, di sela-sela aksi di Titik Nol Yogyakarta.
Menurut dia, isu tentang Papua Merdeka sering digembar-gemborkan sejumlah pihak. Isu itu menjadi legitimasi untuk menindas warga Papua di berbagai daerah.
"Sekali lagi, hentikan isu itu. Papua Merdeka itu hoaks. NKRI harga mati," kata dia.
Aksi dimulai dengan longmarch dari Asrama Papua Kamasan di Jalan Kusumanegara menuju Titik Nol. Beragam poster dibawa dengan beragam pesan. Sebagian dari mereka bertopeng monyet, sebagai respons agar tindakan rasisme diakhiri.
PRPPB meminta perilaku rasisme kepada warga Papua tidak terjadi lagi di Indonesia. "Jangan sampai kejadian di Malang dan Surabaya kembali terjadi," kata Rico.
Kalian menjadi sukses dan kaya mencari rezeki di Papua, kami tidak cemburu
Dia mengatakan, sebenarnya warga Papua selama ini sering mendapat perlakuan minor dan rasisme. Jauh sebelum kejadian di Malang dan Surabaya, sejumlah kasus rasisme sering dialami warga Papua di sejumlah daerah.
"Jangan provokasi kami. Stop hoaks dan isu tentang Papua Barat. Kami ingin hidup tenang dan damai," kata Rico.
Peserta aksi lainnya, Tude, 27 tahun, mengatakan, banyak warga dari berbagai daerah di Indonesia merantau di tanah Papua. Warga Papua menerimanya dengan tangan terbuka.
"Kami tidak membedakan pendatang dan pribumi di Papua. Kami menghargai dan menghormati pendatang merantau dan mencari rezeki di tanah kami," ujar Tude.
Menurut dia, perlakuan baik dari warga Papua bagi perantau di tanah Papua, sebaiknya juga dibalas dengan kebaikan bagi warga Papua yang merantau di daerah lain.
"Kalian menjadi sukses dan kaya mencari rezeki di Papua, kami tidak cemburu. Kami ingin sukses seperti Anda-Anda yang hidup di atas tanah kami," ujarnya.
Selama aksi berlangsung damai. Tidak ada anarkisme atau mengganggu ketertiban umum meski aksi digelar di pusat kota. Peserta aksi membubarkan diri dengan tertib.

Keamanan Warga Papua
Sementara itu, Pemerintah Daerah (Pemda) Daerah Istimewa Yogyakarta menjamin keamanan warga Papua di Yogyakarta, baik yang bekerja atau yang sedang belajar.
Mahasiswa Papua di sini juga banyak. Semua baik-baik saja
Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Gatot Saptadi mengatakan, banyak warga Papua yang merantau di Yogyakarta. Selama ini baik-baik saja.
"Landai-landai saja. Kami juga menjamin keamanan warga Papua di sini," kata dia.
Menurut dia, kultur Yogyakarta yang adem-ayem membuat warga perantauan dari daerah lain di Yogyakarta merasa nyaman, termasuk Papua. Jika pun ada gesekan yang melibatkan warga Papua, semua bisa diselesaikan dengan baik-baik.
"Yogyakarta kan kota pelajar, ada ratusan ribu belajar di sini. Mahasiswa Papua di sini juga banyak. Semua baik-baik saja," ujar Gatot. []