Cirebon - Sebanyak 19 utusan dan peninjau Himpunan Pengusahan Muda Indonesia (HIPMI) Kota Cirebon, Jawa Barat, hadir pada acara Musyawarah Daerah (Musda) Badan Pengurus Daerah (BPD) HIPMI Jawa Barat (Jabar) di Hotel Swiss Bell Inn, Kabupaten Karawang, tanggal 8-10 Maret 2020.
Ketua Hipmi Kota Cirebon, Reza Mansyur, menjelaskan empat utusan dan 15 peninjau dari HIPMI Kota Cirebon berangkat ke Karawang usai acara pembukaan yang dihadiri para pejabat daerah dari kabupaten/kota di Jawa Barat. "Kami ke sana (Karawang) setelah acara pembukaan selesai," kata Reza saat dihubungi Tagar di Kota Cirebon, Rabu, 25 Maret 2020.
Menurut Reza, sebagai anggota Hipmi mereka wajib hadir di Musda tersebut karena salah satu agenda penting dalam Musda itu adalah pemilihan Ketua Umum Hipmi Jawa Barat. "Kita dari Kota Cirebon memang harus datang karena kita punya empat suara, empat suara untuk pemilihan ketua umum (HIPMI)," kata Reza.
Padatnya rangkaian kegiatan selama Musda berlangsung, membuat kondisi fisik para peserta dari Kota Cirebon kelelahan sehingga beberapa diantara mereka staminanya menurun. "Kan rangkaian kegiatannya banyak ya jadi kami kelelahan dan ada empat orang yang sakit, tapi itu sakit karena kelelahan, pilek batuk, ya sakit orang kurang tidurlah," tutur Reza.

Reza menjelaskan pada saat Musda berlangsung belum ada himbauan yang melarang membuat acara yang melibatkan banyak orang, karena himbauan tersebut menurut Reza baru dikeluarkan pada tanggal 13 Maret 2020.
Terkait imbauan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, yang mengimbau para peserta Musda HIPMI Karawang untuk melaporkan ke dinas kesehatan setempat, Reza mengungkapkan pihaknya telah mendata 19 anggota yang hadir dalam Musda tersebut dan sudah diserahkan kepada Dinas Kesehatan Kota Cirebon pada Selasa, 24 Maret 2020. Namun, menurut Reza, 19 orang yang mengikuti Musda di Karawang itu belum bisa menjalani pemeriksaan karena alat rapid test belum ada di Kota Cirebon.
"Cuma kami mau periksa katanya alat rapid test-nya nggak ada padahal Pak Gubernur (Jabar) kan suruh kami tes karena kami ini ODP (Orang dalam Pemantauan-Red.) harus diprioritaskan," kata Reza.
Sampai hari ini, lanjut Reza, belum ada informasi lebih lanjut kapan mereka akan menjalani pemeriksaan padahal mereka sangat berharap agar bisa dilakukan pemeriksaan sehingga bisa mengetahui kondisi kesehatannya.
"Kami sangat berharap agar pemeriksaan bisa segera dilakukan agar kami bisa tahu kondisi kesehatan kami biar kami juga tenang," tandas Reza. []