Bantaeng - Warga Bantaeng bernama Zainuddin T, nyaris hanyut saat membersihkan drainase pasca hujan deras di awal tahun di Kabupaten Bantaeng, Rabu, 1 Januari 2020 kemarin. Zainuddin merupakan warga dusun Sabbannyang desa Nipa-nipa kecamatan Pa'jukukang.
Hujan deras hampir sepanjang hari mengakibatkan volume air meningkat. Seketika drainase sepanjang kampung Batu Labbu hingga desa Nipa-nipa meluap dan mengakibatkan banjir.
Drainase di sini belum disemen semua, jadi kalau air bah datang bawa sampah mudah sekali tersangkut, saya nyaris hanyut kemarin.
Meski tergolong banjir kecil yang airnya hanya setinggi mata kaki, tetapi banjir ini mengangkut sampah dari hulu dan arusnya cukup deras. Zainuddin mengaku nyaris hanyut sewaktu membersihkan drainase yang ada di depan rumahnya.
"Drainase di sini belum disemen semua, jadi kalau air bah datang bawa sampah mudah sekali tersangkut, saya nyaris hanyut kemarin," kata Zainuddin yang juga imam masjid ini saat bertemu Tagar, Kamis, 2 Januari 2020.
Kata Zainuddin, air dari drainase yang meluap ke poros jalan memang terjadi setiap musim hujan. Hal itu disebabkan sempitnya drainase tempat aliran air dan kurangnya kesadaran masyarakat yang kerap membuang sampah di got-got depan rumah mereka.
"Waktu kemarin saya perhatikan, sekitar jam 1, sebelum air naik saya bersihkan rumput di got tapi banyak juga sampah plastiknya warga jadi kalau air datang pasti tersumbat," katanya menceritakan kronologi ia nyaris hanyut.
Menurutnya salah satu penyebab meluapnya air got adalah kondisi drainase yang sempit. Ia sendiri mengaku sering mengkomunikasikan hal tersebut dengan pemerintah setempat.
"Pernah saya kasi tahu pak Desa, ini harusnya dikasi lebar tapi katanya tidak ada anggaran," kata Zainuddin.
Hujan deras yang mengakibatkan meluapnya air drainase yang membawa sampah berdampak sangat buruk bagi masyarakat setempat. Karena mereka terus membersihkan sampah-sampah kiriman dengan mengangkatnya ke tepi jalan agar air tetap mengalir dan sampah tidak menumpuk.
Namun tetap saja, hingga hari kedua setelah luapan air tersebut, sampah-sampah domestik yang terdiri dari plastik-plastik kemasan dan limbah rumah tangga mengering di jalan.
Pernah saya kasi tahu pak Desa, ini harusnya dikasi lebar tapi katanya tidak ada anggaran.
Paling parah adalah di bagian areal persawahan warga. Sampah plastik tersebut masuk dan memenuhi areal persawahan sehingga mengganggu aktifitas para petani.
Bekas luapan air juga sangat mengganggu pengguna jalan. Karena air tersebut selain membawa sampah plastik, kayu, ranting, juga membawa lumpur. Sehingga setelah mengering, lumpur tersebut mengeras di tanah bersama plastik dan sampah lainnya.
Mengingat kejadian yang rutin terjadi setiap memasuki musim hujan itu, Zainuddin selaku warga setempat berharap agar mampu mendapat perhatian dari pemerintah dan dinas terkait. []